Jakarta, Aktual.com — PT PLN (Persero) berencana mengajukan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp8 triliun pada tahun 2016 mendatang. Hal tersebut bertujuan untuk mendorong proyek pembangunan pembangkit listrik 35 ribu Mega Watt (MW) untuk lima tahun kedepan.

Pada tahun ini, PLN sendiri telah mendapatkan PMN sebesar Rp5 triliun untuk mempercepat pembangunan infrastruktur tersebut.

Menanggapi hal itu, Ketua Komisi VI DPR RI Hafisz Tohir mengaku bahwa pihaknya masih terus memantau terkait efektifitas suntikan modal yang diberikan kepada BUMN tersebut.

“Kami masih mempelajari efektifitas pinjaman modal tersebut. Karena yang Rp 5 Triliun kemarin pun belum ada pertanggungjawaban,” kata Hafisz kepada Aktual melalui pesan elektroniknya di Jakarta, Kamis (23/7).

Dirinya pun menegaskan, bukan hal yang tidak mungkin jika pihaknya akan menolak keras pengajuan suntikan modal yang sebesar Rp8 Triliun itu untuk tahun depan, jika serapan modal di tahun ini tidak dapat dipertanggungjawabkan secara maksimal.

“Ya, benar (menolak). Kami bahkan meminta kepada BUMN (yang menerima PMN) untuk membuat laporan tertulis per tiga bulan. Ada yang sudah lapor, ada yang belum. Alasan yang belum karena dana PMN belum masuk sampai Juni kemarin sehingga mereka tidak bisa membuat laporan,” tutupnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero) mengungkapkan bahwa jika pengajuan PMN untuk tahun depan disetujui maka pihaknya akan mengalokasikan dananya sebagian besar untuk pembangunan transmisi listrik sepanjang 2000 kilometer (km) yang juga menjadi program percepatan pembangunan infrastruktur pemerintah.

“Untuk tahun depan kami minta Rp8 triliun, totalnya Rp13 triliun, itu untuk tahun berjalan,” kata Sofyan.

Artikel ini ditulis oleh: