Pekerja melakukan perawatan jaringan listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (5/11). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan, pemerintah akan tetap memberikan subsidi listrik kepada pelanggan 450 Volt Ampere (VA). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/kye/15.

Jakarta, Aktual.com — PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus mengoptimalkan energi terbarukan untuk memberikan penerangan listrik di wilayah kepulauan.

“Pemanfaatan energi surya, salah satu sumber energi terbarukan (renewable energy), khususnya sebagai sumber energi dalam memproduksi energi listrik, sedapat mungkin dioptimalkan untuk melayani masyarakat kepulauan dan juga membantu memperbaiki kinerja korporat dibidang bauran energi (energy mix),” kata Komisaris Independen PT PLN (Persero) Oegroseno di Manado, Kamis (19/11).

Hal dikatakan saat meninjau Pusat Listrik Tenaga Surya (PLTS) Bunaken, yang berlokasi di pulau wisata Bunaken, Manado, Sulawesi Utara. Turut serta dalam kunjungan ini, Komisaris PLN, Harry Susetyo Nugroho, GM PLN Suluttenggo, Baringin Nababan dan GM PLN UIP XII Pembangkitan Sulawesi, Eko Priyantono.

“Melihat kondisi negara kita yang terdiri dari ribuan pulau, maka penggunaan listrik tenaga surya seperti di pulau Bunaken ini adalah salah satu solusi tepat untuk dapat melistriki masyarakat kita yang tinggal di pulau-pulau dengan sumber energi terbatas atau jauh jangkauannya secara geografis, PLTS tentunya juga harus terus dioptimalkan keberadaannya untuk mendukung kinerja energy mix di PLN” ujar Oegroseno, Komisaris Jenderal (Purn), mantan Wakapolri yang menjadi Komisaris Independen di PLN sejak Oktober 2014.

PLTS Bunaken yang diresmikan pengoperasiannya sejak 6 Februari tahun 2011 oleh Gubernur Sulawesi Utara ketika itu, Sinyo Harry Sarundajang, memiliki kapasitas terpasang 335 kiloWattpeak (kWp).

Saat ini PLTS Bunaken dioperasikan secara hybrid system, bersama dengan mesin diesel yang ada di Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Bunaken untuk melayani 813 pelanggan.

“PLTS Bunaken juga merupakan salah satu dari lima lokasi pulau wisata di Indonesia yang menjadi pilot project penggunaan energi matahari untuk pembangkit listrik,” katanya.

Selain di pulau Bunaken, PLN Wilayah Suluttenggo juga memiliki empat lokasi PLTS lainnya di Sulawesi Utara, yaitu PLTS Miangas (30 kWp), PLTS Marampit (50 kWp), PLTS Marore (120 kWp) dan PLTS Makalehi (260 kWp). Target bauran energi (fuel mix) PLN Suluttenggo tahun  PLN secara korporat, katanya, dalam perencanaannya yang terdokumentasi dalam dokumen Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2015-2024, memiliki Program PLTS 1000 pulau/lokasi, dimana adalah merupakan program pengembangan energi surya dengan teknologi fotovoltaik oleh PLN disiapkan melalui program pembangunan PLTS di lokasi/pulau yang memiliki kendala ekspansi/akses jaringan dan kesulitan transportasi. Lokasinya umumnya berada di wilayah/pulau kecil yang terdepan maupun yang terisolasi (isolated island).

PLTS yang dikembangkan oleh PLN berupa PLTS terpusat/terkonsentrasi (skala utilitas) dengan mode operasi hybrid. Komponen pembangkit PLTS hybrid disesuaikan dengan potensi energi primer dimasing-masing lokasi dan mempertimbangkan sebaran penduduk pada geografi yang sangat luas dan sulitnya menjangkau daerah terpencil.

“Dengan mode hybrid diharapkan sistem dapat beroperasi secara optimum. Konfigurasi hybrid tidak saja direncanakan pada lokasi-lokasi yang baru akan berlistrik, tetapi juga menempatkan dan mengoperasikan PLTS bersama-sama dengan PLTD dan atau jenis pembangkit lain pada lokasi yang sudah memiliki listrik (PLTD) dalam suatu mode hybrid,” jelasnya.

Pengembangan PLTS tersebut dimaksudkan untuk melistriki (meningkatkan rasio elektrifikasi) daerah terpencil secepatnya, mencegah penambahan penggunaan BBM secara proporsional akibat penambahan beban kalau seandainya dilayani dengan diesel, dan menurunkan BPP pada daerah tertentu yang biaya angkut BBM sangat mahal, seperti daerah kepulauan di kawasan Timur Indonesia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka