Jakarta, Aktual.co — PT PLN Persero berhasil mencatatkan laba bersih pada 2014 sebesar Rp11,7 triliun dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya dimana perseroan merugi sebesar Rp26,2 triliun.
Menurut Direktur Utama PLN Sofyan Basir, capaian positif tersebut didukung oleh kenaikan laba usaha sebesar Rp45,8 triliun atau naik 11,9% pada 2014 dibandingkan periode serupa tahun lalu yang sebesar Rp40,9 triliun, serta peningkatan laba selisih kurs.
“Perusahaan tahun ini mencatatkan laba selisih kurs sebesar Rp1,3 triliun, lebih baik dibandingkan tahun 2013 yang mengalami rugi selisih kurs sebesar Rp48,1 triliun yang terutama diakibatkan oleh translasi liabilitas dalam mata uang asing yang didominasi oleh Dolar Amerika (USD) dan Yen,” kata Sofyan dalam siaran persnya, ditulis Kamis (5/3).
Selain itu, pendapatan usaha sepanjang 2014 sebesar Rp292,7 triliun menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, yaitu naik Rp30,9 triliun atau 11,8% dibandingkan dengan 2013 sebesar Rp261,8 triliun.
“Meningkatnya pendapatan usaha tersebut berasal dari kenaikan volume penjualan kWh tenaga listrik menjadi sebesar 198,6 Terra Watt hour (TWh) atau naik 5,9% dibanding dengan periode yang sama tahun 2013 sebesar 187,5 TWh,” jelas Sofyan.
Sementara untuk jumlah pelanggan yang dilayani perusahaan hingga akhir tahun mencapai 57,49 juta pelanggan atau naik 6,5% dari tahun sebelumnya. Subsidi listrik dari Pemerintah tahun 2014, sebagai salah satu komponen pendapatan usaha perusahaan, adalah Rp99,3 triliun turun menjadi 98,1% dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp101,2 triliun sebagai dampak adanya kenaikan tarif tenaga Listrik.Ebitda turut naik sebesar 8,6% menjadi Rp70,8 triliun pada 2014 dibandingkan 2013 sebesar dari Rp65,2 triliun.
“Peningkatan Ebitda menunjukkan likuiditas keuangan perusahaan semakin bagus dan menunjukkan adannya peningkatan kemampuan perusahaan dalam menyediakan dana untuk memenuhi kewajiban pokok dan bunga hutang serta untuk tambahan investasi,” ucap mantan Bos Bank BRI itu.
Perseroan juga mencatatkan total aset pada akhir 2014 sebesar Rp603,7 triliun atau naik 2,3% dibanding 31 Desember 2013 sebesar Rp590,2 triliun. Peningkatan ini disebabkan adanya investasi pada proyek-proyek yang masih terus berjalan terutama proyek pembangkit dan transmisi.
Artikel ini ditulis oleh:














