Jakarta, Aktual.co —  Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Nur Pamudji menegaskan bahwa pihaknya akan memperketat pemilihan perusahaan yang akan bekerja sama membangun pembangkit listrik (supplier). Hal ini dilakukan agar semua proyek berjalan sesuai rencana dan mencapai target yang telah disepakati.

“PLN sudah lebih ketat sekarang. Kami memilih kerja sama dengan Supplier yang ada ratingnya untuk menghindari laporan keuangan yang abal-abal. Sejak tahun lalu yang memeriksa adalah perusahaan rating,” katanya saat ditemui di kantor Direktorat Kelistrikan Kementerian ESDM Jalan Rasuna Said Kuningan, Selasa (04/11).

Dikatakan Nur, pengetatan penyeleksian dilakukan guna membereskan sumbatan-sumbatan yang terjadi seperti pembebasan lahan, perizinan, dan masalah financial.

“Ketiga hal itu adalah masalah yang sering terjadi pada IPP dan harus kita perhatikan,” ujarnya.

Ia menjelaskan sejak 2006 hingga 2014, PLN telah melakukan penandatanganan Power Purchase Agrement (PPA)  dengan pihak swasta sebanyak 64 buah. Tapi sampai sekarang baru 30 persen dari perusahaan itu yang membangun pembangkit listrik.

“Jadi kita bikin PPA itu belum tentu langsung jadi pembangkit listriknya,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka