Jakarta, Aktual.com — Di tengah target Pemerintah yang ingin membangun mega proyek listrik 35 ribu mega watt (MW), ternyata kinerja PT PLN (Persero) masih bobrok dengan bukti banyaknya daerah yang masih mengalami pemadaman. Yang terbaru dan masih berjalan terkait pemadaman di Pulau Nias, Sumatera Utara.
Apalagi selama ini untuk kasus di Pulau Nias, Sumatera Utara ini sangat terkait dengan pasokan listrik dari swasta. Dan ternyata malah PLN sendiri yang tidak menepati kewajibannya ke pihak swasta sebagai pemasok listrik di sana. Salah satunya, APR Energy.
“Kinerja PLN akhir-akhir ini memang jauh dari kata baik. Masalah pemadaman bukan saja terjadi di Nias, Sumut. Namun juga terjadi di hampir seluruh pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi,” cetus pengamat hukum sumber daya alam (SDA) dari Universutas Tarumanegara, Ahmad Redi kepada Aktual.com, Selasa (24/5).
Menurut dia, sejauh ini memang elektrifikasi secara nasional sangat rendah. Bukan saja dalam hal harus menyediakan pembangkit-pembangkit listrik baru, namun distribusi tenaga listrik pun bermasalah.
“Kalau masih terjadi begini, ngapain pemerintah koar-koar soal proyek 35 ribu MW, tapi faktanya saat ini proyek ini tidak jelas. Dan masih banyak saerah yang krisis listrik,” tandas dia.
Dengan kondisi seperti itu, kata dia, sangat disayangkan, ini menunjukkan bahwa kinerja PLN memang tidak becus.
“Lebih ironisnya lagi, di beberapa daerah di Kalimantan yang ditetapkan sebagai lumbung energi, namun tingkat elektrifikasi sangat rendah. Sekalipun dialiri, itu pun distribusinya sangat rendah,” tegas Redi.
Ditanya soal kasus Nias dimana PLN banyak melakukan tunggakan kewajiban terhadap perusahaan swasta, seperti APR Energy, yang selama ini menyuplai pasokan kistrik ke PLN, Redi menyebutkan, untuk masalah APR ini memang harus dievaluasi secara benar san jelas bahwa PLN memang tidak membayar mereka.
“Bila memang tidak membayar, seharusnya APR harus ajukan gugatan ke pengadilan. Karena ini merupakan bentuk dari wanprestsasi,” ujar dia.
Seperti diketahui sejak 2013, APR Energy telah memasok listrik ke PLN. Namun sayangnya, PLN dianggap masih belum melaksanakan beberapa kewajibannya kepada APR, sehingga telah mengganggu kinerja perseroan.
Untuk itu, mulai akhir Mei ini, perseroan yang memiliki pembangkit listrik berkapasitas 20 MW itu akan melakukan penutupan secara permanen. Tentu saja hal ini akan menjadi masakah bagi masyarakat Nias yang biasa krisis listriknya akan kian parah.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan