“Obligasi global tersebut, dulu diterbitkan dengan tingkat bunga yang mahal yaitu masing-masing sebesar 8 persen, 7,75 persen, dan 7,875 persen,” ujarnya.

Penerbitan “global bond” dan pembelian kembali sebagian obligasi lama, lanjutnya, dilakukan secara simultan, sehingga praktis tidak ada uang yang keluar dari kas PLN.

Made menambahkan dalam aksi korporasi kali ini, PLN akan mendapatkan setidaknya dua manfaat sekaligus.

Pertama, manajemen likuiditas atau mengurangi “refinancing risk” pada pertengahan 2019 dan awal 2020, karena kewajiban pelunasan jatuh tempo obligasi senilai 750 juta dolar AS (global bond due 2019) dan 1,25 miliar dolar AS (global bond due 2020) hampir seluruhnya sudah tidak ada lagi dan selanjutnya diganti “global bond” baru baru, yang akan jatuh tempo pada 2028 dan 2048.

Manfaat kedua adalah penghematan biaya bunga berjalan, karena obligasi lama yang berbunga mahal yakni 8 persen, 7,75 persen, dan 7,875 persen, diganti obligasi baru dengan tingkat bunga lebih murah 5,45 persen dan 6,15 persen.

“Selain itu, aksi korporasi PLN kali ini juga sekaligus mengurangi risiko adanya tingkat bunga yang lebih mahal di masa yang akan datang karena sudah hampir pasti Fed Fund Rate akan terus naik pada tahun 2018 dan 2019,” kata Made.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid