Jakarta, Aktual.com — Pembangunan saluran udara tegangan tinggi untuk jaringan transmisi listrik melalui pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) di Blok Bangkanai, Desa Karendan, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, sudah mencapai 80 persen.

“Saat ini, pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) oleh pihak PT PLN masih sekitar 20 persen belum selesai,” kata Wakil Bupati Barito Utara (Barut) Ompie Herby di Muara Teweh, Senin (5/10).

Menurut dia, saat ini pembangunan tower listrik PLN itu masih terkendala pembebasan tanah dan ganti rugi tanam tumbuh untuk lokasi tapak tower dan jalur kabel transmisi 150 kilovolt.

Terkait dengan hal itu, dia meminta semua pihak, termasuk aparatur sipil negara, wajib mendukung percepatan pembangunan kelistrikan tersebut sehingga permasalahan yang ada cepat selesai.

“Ditargetkan pada tahun 2016 PLTMG yang berkapasitas 155 megawatt itu sudah berfungsi sehingga Barito Utara tidak lagi mengalalami krisis listrik,” tegas Wabup.

Pembangunan PLTMG ini dengan operator Ophir Indonesia Bangkanai Ltd. yang sekaligus pemegang hak partisipasi terbesar di Desa Karendan, Kecamatan Lahei.

Perusahaan yang bermarkas di London, Inggris, itu pada akhir Juni 2011 telah menandatangani perjanjian jual beli gas Lapangan Bangkanai, Kalimantan Tengah, dengan PLN.

Lapangan gas Kerendan berisi sekitar 280 miliar kaki kubik dan pada tahun 2014 yang Kerendan Barat juga ditemukan lebih jauh 310 Bcf.

Tahap pertama dari proyek ini akan commericalise 120 Bcf melalui perjanjian penjualan gas dengan PLN .

Hal itu, kata dia, akan melihat 20 mmscfd diproduksi menjadi pembangkit listrik 155 megawatt PLN sedang membangun 3 kilometer dari lapangan.

Pembangkit listrik memiliki potensi untuk diperluas pada tahun 2020 yang dapat meningkatkan permintaan dari lapangan Kerendan sekitar 70 mmscfd.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arbie Marwan