Yerusalem, Aktual.com – Perdana Menteri Israel Naftali Bennett pada Senin (30/8) berupaya menyepelekan gagasan tentang langkah menuju negosiasi baru perdamaian dengan Palestina setelah pertemuan tingkat tertinggi Israel-Palestina berlangsung dalam beberapa tahun.

Beberapa jam setelah Menteri Pertahanan Benny Gantz dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas melakukan pertemuan, platform media utama Israel mengutip “seorang sumber yang dekat dengan perdana menteri” yang mengatakan, “Tak ada proses diplomatik dengan masyarakat Palestina, dan tak akan pernah ada.”

Sesi yang tidak diumumkan sebelumnya itu hanya mencakup “isu-isu rutin”, menurut sumber tersebut.

Hussein Al Sheikh, seorang anggota Komite Pusat Fatah  pimpinan Abbas, mengatakan bahwa diskusi tersebut mencakup “semua aspek” hubungan Palestina dan Israel.

Gantz, yang mengepalai partai tengah, dan Abbas melakukan pertemuan dua hari setelah Bennett bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Washington.

B​​​​ennett merupakan seorang politikus ultrakanan yang menolak kenegaraan Palestina.

Sebuah pernyataan dari Gedung Putih menyebutkan bahwa Biden kepada Bennett menegaskan dukungannya terhadap solusi dua negara terkait konflik Israel-Palestina, dan “menggarisbawahi pentingnya langkah-langkah untuk memperbaiki kehidupan masyarakat Palestina”.

Bennett tidak menyebut Palestina dalam pernyataan publik saat berada di Gedung Putih. Pidatonya secara garis besar memusatkan perhatian pada program nuklir Iran, yang merupakan musuh bebuyutan negaranya. Gantz pada masa lalu menyerukan agar proses perdamaian dengan Palestina dimulai kembali.

Palestina bercita-cita mendirikan negara di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Israel merebut wilayah-wilayah itu dalam perang Timur Tengah 1967.

Tetapi, setiap gerakan baru terkait isu tersebut ini dapat mengguncang fondasi pemerintahan Bennett, yang terdiri dari partai-partai sayap kiri, kanan, tengah, dan Arab.

Koalisi itu pada Juni mengakhiri 12 tahun masa jabatan Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri.

Sebagai pertanda gesekan atas kenegaraan Palestina dari dalam koalisi, Mossi Raz, seorang legislator dari partai sayap kiri Meretz, mengatakan bahwa penolakan prospek pembicaraan damai yang diperbarui oleh sumber Bennett “keterlaluan”.

“Proses perdamaian adalah kepentingan Israel,” tulis Raz di Twitter.

Pernyataan dari kantor Gantz tidak menyebutkan perdamaian, hanya mengatakan bahwa dia dan Abbas membahas situasi keamanan dan ekonomi di Tepi Barat dan di Jalur Gaza, kantong yang dijalankan oleh saingan Abbas, kelompok Hamas.

Pertemuan di Kota Ramallah Tepi Barat itu menandai pertama kalinya pembicaraan Israel dan Palestina di tingkat  pejabat tinggi sejak negosiasi perdamaian yang ditengahi AS runtuh pada tahun 2014.

Sumber yang dikutip media Israel mengatakan Bennett telah memberikan lampu hijau kepada Gantz untuk bertemu dengan Abbas. (Reuters)

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin