Jakarta, Aktual.co — Perdana Menteri Libya yang diakui secara internasional, Abdullah al-Thinni, mengatakan bahwa angkatan udara pemerintah bertanggung jawab atas serangan di bandara Ibu Kota Tripoli, yang dikendalikan oleh saingan pemerintah.
Bandara Mitiga telah dihantam setidaknya dua kali dalam sepekan ini, bagian dari konfrontasi yang tumbuh di antara faksi-faksi yang bertikai di negara Afrika Utara itu, yang sedang berjuang untuk stabilitas tiga tahun setelah jatuhnya Muammar Gaddafi.
“Serangan udara di bandara Mitiga dilakukan oleh angkatan udara nasional untuk menargetkan kelompok Libya Dawn,” katanya dikiutip Reuters, Rabu (26/11).
Dia merujuk kepada kelompok bersenjata yang mendukung pemerintah saingan yang mengendalikan Tripoli.
“Libya Dawn” mengambil alih ibu kota Tripoli selama musim panas, mendirikan pemerintahan sendiri, mengambil alih kementerian, dan memaksa Thinni serta parlemen terpilih untuk mengambil tempat di kota timur Tobruk.
Pemerintah saingan di Tripoli mengatakan mungkin melarang pejabat PBB memasuki wilayah yang dikendalikan, satu langkah yang bisa membuat lebih sulit untuk berunding mengakhiri perebutan kekuasaan yang mengancam untuk memecah-belah bangsa itu.
“Kami terbuka untuk dialog, namun dipaksa menjadi konfrontasi dan perang dan kami akan menang,” kata Perdana Menteri pemerintah saingan, Omar al-Hassi.
Produsen minyak Afrika Utara itu telah memiliki dua pemerintahan sejak Agustus ketika ‘Libya Dawn’, yang mengatakan didukung oleh kubu Islam, merebut Tripoli dan memaksa pemerintah terpilih anti-Islam Thinni untuk memindahkan pemerintahan 1.000 km di timur.
Negara-negara Barat khawatir tentang konflik di negara produsen minyak OPEC ini menjadi di luar kendali dan tumpah ke perbatasan Libya, di wilayah yang sudah stabil.
Artikel ini ditulis oleh: