Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (kiri depan) duduk bersebelahan dengan Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa (kanan depan) selama Pertemuan Tingkat Menteri tentang situasi di Gaza dan penerapan Solusi Dua Negara pada Sidang ke-79 Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Kamis (26/09/2024). ANTARA/Suwanti.

Jakarta, aktual.com – Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa pada Jumat (27/9) menggambarkan Israel sebagai “negara durhaka”, dan mengatakan bahwa Israel harus dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan yang mereka lakukan di Gaza.

“Mereka telah menyerang kota-kota di Tepi Barat. Mereka menyerang warga Palestina yang tidak bersenjata, dan kini kita melihat mereka menembaki warga Lebanon,” kata Mustafa pada sidang Dewan Keamanan PBB yang membahas situasi di Palestina.

“Mereka melanggar kedaulatan Lebanon, yang secara terang-terangan melanggar Piagam PBB dan hukum internasional,” katanya.

Israel “bertindak sebagai negara jahat sebab mereka yakin berada di atas hukum dan berhak atas hal-hal yang tidak berhak dimiliki negara lain,” kata PM.

“Israel terus melancarkan agresi, sehingga mendorong seluruh wilayah menuju perang terbuka,” ujarnya, seraya mengatakan bahwa Israel berencana “menyingkirkan rakyat Palestina dan merampas tanah mereka”.

“Kita membutuhkan sebuah skema internasional dengan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengubah fakta di lapangan,” ujarnya.

Menurut PM, diperlukan langkah-langkah konkret dari pihak internasional terkait solusi dua-negara beserta implementasinya dalam kerangka batas wilayah 1967.

“Palestina yang merdeka menjadi satu-satunya kunci yang dapat membuka masa depan yang damai bagi kawasan kita dan mengeluarkan potensi yang dimilikinya,” kata Mustafa.

Dia menekankan bahwa masa depan yang berbeda bagi Palestina bisa terwujud melalui keputusan yang ditetapkan masing-masing negara anggota PBB.

PM juga menyerukan penghentian impunitas dan pendudukan Israel, yang menurutnya akan membuka jalan bagi “perdamaian dan keamanan bersama”.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Rizky Zulkarnain