“Oleh karena itu, hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat akan sangat tegang, tak peduli apa pun susunan Kongres atau orang yang jadi presiden,” katanya.
Meskipun demikian, katanya, Rusia akan terus bekerja secara tenang dalam pengembangan ekonomi dan sosial, semata-mata bergantung atas dirinya sendiri dan mengurangi ketergantungan atas impor dari Barat.
Masih pada Rabu, Kementerian Luar Negeri Rusia menyesalkan pemberlakuan rancangan sanski tersebut dan mengecam sanksi baru itu sebagai “berpandangan sempit dan bahkan berbahaya”.
Namun, Kementerian itu mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa Rusia tetap terbuka bagi kerja sama dengan Amerika Serikat di berbagai bidang, termasuk dalam penyelesaian konflik regional.
“Meskipun demikian, kerja sama yang memberi hasil hanya mungkin dilakukan jika politisi AS mampu mengatasi khayalan mereka dan berhenti menafsirkan dunia di sekeliling mereka melalui prisma yang menyeleweng dari kenyataan mengenai ‘keeksklusifan Amerika’,” kata Kementerian tersebut.
Sebagai balasan atas sanski baru AS, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Ahad mengumumkan satu keputusan untuk mengurangi staf diplomatik AS di Rusia sampai 755 orang paling lambat pada 1 September.
“Secara alamiah, kami memiliki hak untuk melakukan tindakan balasan lebih lanjut,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia.
ant
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby