Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menko PMK Puan Maharani (kiri), Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan (kedua kiri), Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti (ketiga kiri), Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kedua kiri) dan Seskab Pramono Anung meninjau lokasi aksi teror di Gedung Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1). Sejumlah teroris melakukan penembakan dan pengeboman terhadap beberapa gedung dan pos polisi di kawasan Sarinah yang mengakibatkan sejumlah korban tewas dan luka-luka. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc/16.

Jakarta, Aktual.com — Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jakarta Pusat Rico Sanjaya mengatakan, peristiwa ledakan dan baku tembak yang terjadi di Sarinah, MH Thamrin, Jakarta Pusat, merupakan salah satu faktor lemahnya kinerja pemerintah dalam menjaga keamanan dalam negeri.

Menurutnya, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla tidak mampu mengantisipasi aksi teror dalam menjamin keamanan masyarakat khususnya warga DKI Jakarta. Atas insiden itu mengakibatkan mencekamnya sejumlah titik di wilayah jantung Ibukota.

“Melihat kondisi letak tempat kejadian perkara (TKP) yang hanya berjarak kurang lebih 3,1 KM dari istana negara atau daerah ring 1 pusat pemerintahan yang seharusnya lebih ketat dalam penjagaan keamanannya,” ujar Rico kepada Aktual.com, Kamis (14/1) malam.

Padahal, lanjut aktivis asal Universitas Bung Karno ini, para petinggi negara baik Kapolri dan BIN seharusnya mengakui bahwa ini merupakan bentuk lemahnya pemerintahan.

“Ini menjadi bukti nyata bahwa pihak Aparatur keamanan kecolongan atau gagal dalam menjalan tugas dan kewajiban untuk melindungi dan memberikan rasa nyaman kepada masyarakat,” tegasnya.

Rico menambahkan, sebagai Ketua PMII Jakarta Pusat, dirinya mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk sama-sama menciptakan suasana aman, nyaman dan tentram. Sehingga dikemudian hari tidak terjadi hal serupa.

“Serta mengajak masyarakat DKI Jakarta tidak termakan isu hoax yg tersebar lewat sosial media bahwa akan ada ancaman bom berikutnya. Kita tidak perlu takut ,akan tetapi waspada itu perlu,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby