Pemberian PMN Kepada 24 BUMN (Aktual/Ilst.Nelson)

Jakarta, Aktual.com — PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) menyatakan akan melakukan revisi target perusahaan plat merah tersebut pada 2016, jika Penyertaan Modal Negara (PMN) yang akan diperoleh BUMN itu tidak terealisasi.

“Kami akan melakukan penyesuaian target jika perseroan tidak mendapatkan Penyertaan Modal Negara pada 2016. Karena pasti memberikan dampak buat SMF, sehingga kita mau nggak mau, harus menurunkan target,” kata Direktur Utama SMF Rahardjo Adisusanto, di Jakarta, Rabu (11/11).

Rahardjo menegaskan PMN tersebut berguna untuk meningkatkan kapasitas usaha SMF sehingga memungkinkan mereka menyalurkan pinjaman lebih besar untuk mendukung KPR.

“Jika dengan dana PMN sesungguhnya kita bisa lebih besar kapasitas perusahaan ini, kalau jadinya nggak cair, ya sudah kita turunkan target penyaluran pinjaman, mengurangi penerbitan surat utang dan mencari alternatif untuk pencarian dana murah,” kata dia.

Rahardjo juga mengatakan apabila PMN tersebut tidak dicairkan, dapat mengganggu program satu juta rumah dan penyediaan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah, pasalnya untuk menjalankan kedua program tersebut membutuhkan dana yang besar, sedangkan dana yang dimiliki pemerintah sangat terbatas.

“Iya yang terganggu itu pasti program sejuta rumah dan penyaluran kredit buat perumahan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), karena dana PMN tahun 2015, Juli kemarin kan sudah habis. Makanya kami sangat meminta dukungan pemerintah untuk ini,” katanya.

Dari informasi yang dihimpun Antara, SMF akan mendapatkan PMN untuk tahun anggaran 2016 sebesar Rp1 triliun.

Rahardjo juga menambahkan, PMN SMF untuk tahun anggaran 2015 kemungkinan akan cair pada akhir tahun dan digunakan untuk pendanaan tahun depan.

Sementara itu, sepanjang 2015 SMF menargetkan pinjaman Rp3,5 triliun, hingga akhir Oktober 2015 pinjaman sudah terealisasi Rp3 triliun. Atas hal tersebut, Rahardjo mengatakan tidak akan merevisinya meski waktu yang tersisa sekitar satu bulan setengah lagi.

“Target pinjaman tahun ini Rp3,5 triliun. Kami tidak akan revisi walaupun ini tidak mudah dengan kekurangan Rp500 miliar itu. Mudah-mudahan bisa dikejar selama November atau sampai akhir Desember nanti,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka