“Dan swasta mengkudeta BUMN. Badannya BUMN, tapi sebenarnya isinya Swasta. Kenapa gunakan BUMN? Supaya aset-asetnya bisa dijaminkan untuk permodalan, lalu BUMN bermitra dengan perusahaan mereka,” jelas Yudi

“Defisit fiskal pemerintah sudah anjlok dari beberapa waktu yang lalu sampai Rp 500 T. Tapi ditopang (defisit) swasta dan konglomerat taipan, APBN semakin kosong,” lanjut alumni Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) ini.

Jika kondisi tersebut terjadi, Yudi menegaskan akan ada dampak buruk yang merambat ke dalam ranah sosial dan politik. Pasalnya, defisit yang terlampau besar akan membuat Indonesia kembali mengalami krisis ekonomi.

“Banyak permodal lari ke luar negeri. Akhirnya nanti krisis ekonomi dan politik karena banyak proyek terbengkalai,” pungkasnya.

Laporan: Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Andy Abdul Hamid