“Masyarakat jangan mudah terprovokasi. Kami akan terus memantau untuk mencegah adanya provokator di media sosial,” tegas Ja’far.

Ja’far mengingatkan, tahun 2018 dan 2019 ini merupakan tahun politik karena ada pemilihan kepala desa, pemilihan kepala daerah, pemilu legislatif dan pemilihan presiden. Masyarakat diimbau tidak tidak mudah terprpvokasi dan tidak melakukan tindakan yang memprovokasi.

Perbedaan suku, agama, ras dan antargolongan merupakan kehendak Tuhan. Tidak seharusnya manusia menjadikannya sebagai suatu masalah, apalagi sampai memicu konflik di masyarakat.

“Banyak kegiatan yang kami lakukan untuk menguatkan toleransi. Kita sudah terbiasa mengikuti dan menyelenggarakan pilkades, pilkada, pilpres. Jangan sampai muncul konflik. Jangan ada intoleran,” tandas Ja’far.

Tahun ini ada 10 kabupaten dan satu kota di Kalimantan Tengah akan menggelar pemilihan kepala daerah. Kotawaringin Timur harus tetap waspada meski tidak ikut menggelar pesta demokrasi tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara