Jakarta, Aktual.com – Polda Metro Jaya sudah memediasi pertikaian antara anggota Front Pembela Islam (FPI) dengan jemaat Ahmadiyah yang terjadi di Bukit Duri, Jakarta Selatan, Jumat (12/6) pekan lalu.

Disampaikan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal (Irjen) Tito Karnavian, Kapolres setempat sudah melakukan mediasi langsung di lokasi kejadian.

“Hari ini di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan juga dilakukan mediasi,” kata Tito di Balai Kota DKI, Senin (15/6).

Apabila proses mediasi tidak membuahkan hasil positif, kata dia, Polda Metro akan melakukan pendekatan terhadap otoritas yang lebih tinggi.

Ditegaskan Tito, kepolisian akan menindak tegas keributan yang mengatasnamakan agama tertentu, untuk menjaga keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat, khususnya di DKI Jakarta.

“Kalau ada pelanggaran hukum, hukuman ada, aturan ada, kami akan melakukan proses penegakan hukum,” ucap dia.

Mantan Kepala Detasemen Khusus 88 Antiteror itu mengakui, upaya penyelesaian konflik antar keyakinan yang kerap terjadi saat ini tidak bisa diselesaikan satu pihak saja. Melainkan harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait, seperti Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta.

Ditegaskan dia, Polda Metro juga meningkatkan pengawasan terhadap ketertiban dan keamanan seluruh warga negara, termasuk warga dari etnis tertentu.

“Kami akan memperketat pengamanan untuk memberikan perlindungan, termasuk pada warga negara minoritas,” ujar dia, tanpa menyebut etnis tertentu yang dimaksudnya.

Diketahui, pada Jumat (12/6), warga dan anggota FPI mengepung satu rumah di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Mereka ingin mengusir penghuni rumah yang disinyalir menjadikan rumah itu sebagai markas jemaat Ahmadiyah.

Artikel ini ditulis oleh: