Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (tengah), bersama Ketua DPP Bidang Ekonomi Hendrawan Supratikno (kanan), Anggota DPR Fraksi PDIP Charles Honoris bertatap muka dengan Anggota Parlemen Australia dari Partai Buruh Australia (Australian Labor Party/ALP) Luke Gosling (kanan), dalam kunjungannya ke kantor PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/5).Pertemuan tersebut dilakukan sebagai bentuk diplomasi PDI Perjuangan guna membangun persaudaraan untuk membahas kerjasama hal hal strategis dan politik kedua negara. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Sekertaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa seruan ‘berani jika diajak berantem’ dihadapan para relawan, harus dipahami dengan tradisi kultur Jawa.

“Ya namanya memberikan semangat, yang penting kan tidak sampai ribut. Memang tradisi konflik dalam kultur Jawa yang dipakai Jokowi, konflik tertinggi itu kan bukan berantem, itu kalau tidak saling berbicara,” kata Hasto, di Hotel Mercure, Jakarta Utara, Minggu (5/8).

Dalam konteks itu, sambung Hasto, Jokowi ingin memberikan semangat kepada para relawannya. Jokowi juga, menurut dia, memberikan arahan kepada relawan agar tetap menjunjung tinggi demokrasi.

“Pak Jokowi menegaskan jangan sampai ada adu fisik, kita junjung demokrasi, jangan sampai ada kekerasan,” paparnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, arahan itu disampaikan Jokowi saat Rapat Umum Relawan Jokowi di SICC, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/8). Jokowi awalnya meminta relawan untuk bersatu, militan, dan kerja keras.

Saat acara, wartawan diminta keluar di tengah-tengah pidato Jokowi. Namun, video potongan pidato Jokowi itu kemudian beredar luas di media sosial yaitu saat Jokowi meminta relawan berani jika diajak berantem.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang