Jakarta, Aktual.co — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memutuskan untuk tidak melanjutkan Kurikulum 2013, sebagai gantinya Menteri Anies Baswedan memerintahkan untuk kembali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.
Kebijakan tersebut banyak menuai pro dan kontra, terkait hal itu Menteri Anies Baswedan mengatakan, pihaknya bisa saja lepas tangan, lantaran penggagas Kurikulum 2013 adalah Kemendikbud era M Nuh.
“Kalau kita diamkan saja sebenarnya dikementerian bisa saja bilang bukan kami lho yang buat masalah ini, nah pasti kritik akan tertuju ke sebelum kami,” kata Anies dalam acara diskusi bertajuk ” Mencari Kurikulum yang Maksimum,” di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (13/12).
Namun tidak demikian menurut Anies, lantaran dengan tetap diterapannya Kurikulum 2013, maka yang akan dirugikan adalah seluruh siswa di seluruh Indonesia, orang tua murid dan juga para guru.
“Kita jalankan saja dulu, ini kita tidak menolak seluruhnya, kita beri kelonggaran untuk sekolah yang tetap mau melanjutkan, sambil tetap kita evaluasi,” lanjut Anies.
Dalam kesempatan itu, Anis juga menyindir M Nuh lantaran terlalu terburu-buru menerapkan Kurikulum 2013, padahal menurut PP 32 Pasal 94 diberikan ruang 7 tahun untuk menerapkan Kurikulum 2013.
“Kita menyakikan dari prosesnya berjalan amat cepat. Kurikulum 2013 disusun oleh tim akhir 2012, kemudian 2013 diterapkan di 3 persen sekolah, lalu 2014 diterapkan di 218 ribu sekolah, telalu cepat,” tandas Anies.
Sebelumnya, Mantan Mendiknas M Nuh mengatakan kembali pada Kurikulum 2006 atau KTSP itu justru mundur, karena secara substansi belum tentu lebih baik,.
Selain itu, sambungnya, butuh waktu lagi untuk melatih guru lagi (dengan KTSP) dan bahkan orang tua harus membeli buku KTSP, padahal buku Kurikulum 2013 itu digratiskan.
Dengan tegas, Nuh yang juga penggagas Kurikulum 2013 itu menyatakan KTSP 2006 itu tidak sesuai UU Sisdiknas, karena itu pihaknya merumuskan Kurikulum 2013.
“Itu pun, KTSP 2006 tidak langsung kami ganti, karena kami ingin menjaga kesinambungan, lalu kami lakukan evaluasi hingga 2012 sebagai bahan untuk membenahi kurikulum yang baru nanti (Kurikulum 2013),” katanya, beberapa waktu lalu.

Artikel ini ditulis oleh: