Karo Penmas Mabes Polri Brigjen. Pol Rikwanto memberikan keterangan tentang penangkapan terduga teroris Purwakarta di Mabes Polri, Jakarta, Senin (26/12/2016). Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap empat orang terduga teroris di dekat Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (25/12). AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Informasi di media sosial soal maraknya tenaga kerja asing asal China mulai marak. Situasi dan kondisi ini akibat kebijakan bebas visa yang ditetapkan Presiden Joko Widodo.

Ironinya, kebijkan ini justru dimanfaatkan oleh oknum warga negara asing asal China untuk menjadi pekerja ilegal di Indonesia.

Polisi selaku penegak hukum punya kewenangan untuk menangkap para pekerja ilegal ini. Salah satu cara menelusurinya bisa melalui informasi yang disebar di media sosial.

Tapi sayangnya, polisi justru memiliki pandangan berbeda terhadap informasi di media sosial ihwal pekerja ilegal China. Mereka justru akan memantau media sosial untuk mencari tahu siapa yang menyebarkan informasi tak benar itu.

“Akan kita telusuri. Kita punya cyber crime dan cyber army, untuk mengawasi hal-hal di dunia media sosial yang tidak benar,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Rikwanto, di Mabes Polri, Senin (26/12).

Dalih Rikwanto, informasi tenaga kerja China ilegal ini tak sepenuhnya benar. Menurutnya, hal tersebut malah berdampak pada timbulnya persepsi menyimpang dari masyarakat.

Oleh karena itu, sambung dia, polisi tidak akan segan untuk menindak tegas para penyebar informasi yang tidak benar. Tak hanya soal tenaga kerja ilegal, tapi untuk berbagai hal.

“Yang pasti kita bergerak terus. Tim dari satuan cyber kita kan selalu bergerak untuk memantau hal yang tidak benar di media sosial. Semua diselidiki, bukan hanya masalah TKA itu, banyak masalah lainnya,” tuturnya.

Laporan: M Zhacky Kusumo

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby