Selain itu, orang tua murid juga diminta membekali putra-putrinya dengan nomor kontak orang tua, guru, kantor polisi, jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Guru dan orang tua juga diimbau memberikan pendidikan tentang kewaspadaan kepada anak-anak saat menuju dan dari sekolah sehingga diharapkan aman sampai tujuan.

“Polisi akan selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap informasi ini dan menindaklanjuti ke sekolah-sekolah melalui Bhabinkamtibmas ketika upacara bendera di sekolah atau saat patroli dialog.”

Isu penculikan anak membuat masyarakat di beberapa kota di Indoensia resah karena beredar di media sosial adanya penculikan anak. Beberapa waktu lalu, masyarakat Gianyar geger dengan adanya isu penculikan anak yang diduga dilakukan oleh seorang perempuan yang kerap membagikan permen kepada anak-anak dari mobilnya.

Perempuan berinisial NNS (50) itu bahkan sempat diamankan Polsek Blahbatuh Gianyar, namun ternyata NNS diketahui mengalami gangguan jiwa setelah diinterogasi oleh aparat kepolisian.

Pada Kamis (23/3) masyarakat di Singaraja juga gempar dengan adanya isu penculikan anak diduga dilakukan oleh seorang pria berinisial S (28) dari Lombok Timur.

S nyaris dihakimi massa karena dicurigai melakukan penculikan anak (akibat maraknya informasi itu di media sosial) setelah beberapa warga melihat S memiliki gelagat mencurigakan.

Setelah sempat diamankan di Mapolsek Kota Singaraja, polisi akhirnya melepaskan S karena tidak ada cukup bukti. Setelah diperiksa polisi, S diketahui baru pertama kali tiba di Singaraja dan kebingungan karena ditinggal sendiri oleh seseorang yang menjanjikan pekerjaan. [Ant]

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu