Jakarta, Aktual.co — Kepolisian Korea Selatan mengatakan, mereka sedang menyelidiki kemungkinan ada kaitan antara serangan atas duta besar Amerika Serikat untuk Korea Selatan dengan menggunakan pisau dan lawatan beberapa kali penyerang itu ke Korea Utara.
Mereka juga berusaha menuduh penyerang itu dengan usaha pembunuhan.
Dubes AS Mark Lippert memerlukan 80 jahitan setelah wajahnya diserang oleh pelaku tesebut dengan pisau di satu forum yang membahas unifikasi Korea di Seoul, ibu kota Korea Selatan, pada Kamis (5/3). Serangan itu dilakukan oleh seorang nasionalis Korea yang mengatakan dia memprotes latihan militer Korea Selatan-AS yang dimulai pekan ini.
Seorang pejabat senior dalam tim investigasi telah meminta surat perintah penahanan atas tuduhan yang mencakup usaha pembunuhan, bagi penyerang tersebut yang diidentifikasi bernama Kim Ki-jong yang berusia 55 tahun.
Para penyelidik telah menemukan bahwa Kim melakukan tujuh kali lawatan ke Korea Utara pada 1999 dan 2007.
“Kami sedang menyelidiki apakah ada hubungan antara kunjungan tersangka ke Korea Utara dan kejahatan yang diperbuatnya terhadap dubes AS itu,” kata Kepala Kepolisian Distrik Jongno tengah di Seoul, Yoon Myeong-seong, kepada wartawan, dikutip dari Reuters, Jumat (6/3).
Sebagian besar warga Korea Selatan tidak pernah mengunjungi Korea Utara. Kedua negara itu secara teknis masih terlibat perang berdasarkan gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea pada 1950-1953, dan perbatasan kedunya yang dijaga ketat membagi semenanjung itu.
Kim membantah bahwa aksinya terkait dengan Korea Utara dan kepada wartawan dia mengatakan dirinya tak pernh ke Utara, ketika dia meninggalkan kantor polisi dan menuju pengadilan.
Menurut Kementerian Unifikasi Korea Selatan, Kim menanam pohon dekat kota Kaesong di Korea Utara, dekat perbatasan, ketika melakukan lawatan di sana. Kementerian itu menyatakan pihaknya telah memberi otorisasi bagi permohonannya untuk ke sana pada waktu itu.
Kim juga menghadapi dakwaan karena menyerang seorang utusan asing dan menghalangi operasi usaha. Polisi merazia rumah dan kantornya Jumat pagi, mencari bukti apakah dia juga melanggar hukum keamanan negara yang melarang dukungan bagi Korea Utara.
Artikel ini ditulis oleh: