Selanjutnya pada Minggu (12/11), aparat melakukan komunikasi dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama di Kampung Banti-Kimbeli agar mendorong warga yang kehabisan bahan makanan untuk datang mengambil logistik di Kantor Polsek Tembagapura.
“Setelah ditunggu sampai sore hari, hanya dua orang yang datang membawa putrinya yang sedang dalam keadaan hamil besar. Mereka berjalan kaki dua jam dari kampung. Saat itu juga rekan-rekan kami dari Polsek Tembagapura langsung membawa ibu hamil tersebut ke RS Tembagapura,” ujar Kamal.
Menurut Kamal, kini diperlukan adanya keterlibatan tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk memberikan pencerahan kepada KKB agar mau menyelesaikan persoalan yang ada dengan bijaksana, tanpa harus mengorbankan ribuan warga sipil.
KKB wilayah Tembagpura yang dipimpin Ayuk Waker dan ditengarai memiliki 35 pucuk senjata api dengan pengikut mencapai seratusan orang telah menguasai sejumlah perkampungan sekitar Tembagapura mulai dari Utikini Lama, Kimbeli, Waa-Banti, Opitawak hingga ke Aroanop sejak tiga pekan terakhir.
Kelompok bersenjata ini dituding sebagai dalang utama dari serangkaian aksi kekerasan di wilayah Tembagapura akhir-akhir ini seperti teror penembakan terhadap kendaraan dan fasilitas PT Freeport Indonesia, penembakan terhadap anggota Brimob, penembakan terhadap warga sipil, pemerkosaan dan lainnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara