Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M.Iriawan saat memimpin apel pasukan di silang Monas, Jakarta, Jumat (4/11/2016) yang tergabung dalam gerakan pengawal fatwa MUI. Apel tersebut bertujuan untuk mengamankan aksi demonstrasi menuntut kepastian proses hukum penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Sebanyak 21.000 personel gabungan dari Polri/TNI dan Pemprov DKI Jakarta dikerahkan. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Anggota DPR dari fraksi Gerindra Muhammad Syafi’i menyebut, tindakan Kapolda Mochamad Iriawan yang melarang peserta aksi bela Islam III melalui selebaran maklumat merupakan aksi makar sebenarnya.

“Melakukan tindakan untuk menumbulkan ketakutan masyarakat untuk mencapai target tertentu, utamanya politik, itu teror!” kata Syafi’i di Jakarta, Rabu (23/11).

Kapolda, kata dia, telah menunjukan watak aslinya yakni membenci umat Islam. Terlebih, Kapolda juga melakukan serangkaian penangkapan kepada kader termasuk Sekjen Himpunan Mahasiswa Islam belakangan ini.

“Kapolda perlu tahu dia telah membuktikan kebenciannya kepada Islam lewat ucapannya, membantai anak HMI.”

Tindakan Kapolda tersebut juga secara terang menuduh TNI ingin mengambil alih kepemimpinan RI. “Kalau menuduh ada makar, artinya menuduh TNI terlibat. Dan saya tidak percaya karena TNI jelas memiliki jiwa nasionalisme tinggi.”

Padahal TNI yang mempunyai jiwa nasionalisme tinggi menegaskan dirinya tidak akan melakukan kudeta. “Panglima TNI dalam ILC, karena itu tidak boleh disiarkan lagi, tegas mengatakan dirinya tetap panglima bukan kepengen jadi presiden.”

Dia pun mengimbau agar Kapolri Tito Karnavian dan Kapolda Iriawan tak masuk dalam ranah politik. “Hati hati kapolri, hati-hati kapolda anda disuruh menjaga ketertiban bukan untuk kegaduhan.”

Laporan: Musdianto

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu