Jakarta, Aktual.com — DPP PPP kubu Djan Faridz mempertanyakan hilangnya sikap kritis dari para aktivis, pengamat maupun pakar terhadap kinerja pemerintahan saat ini.

Pasalnya, sikap Presiden Jokowi yang dinilai seakan membagi-bagikan jabatan kepada aktivis, pengamat maupun pakar baik, di pemerintahan maupun BUMN, menjadi faktor utama hilangnya sikap kritis itu.

“Selama ini banyak yang mengaku aktivis anti korupsi, aktivis pro demokrasi, pakar atau pengamat yang seolah pro rakyat ternyata hanya untuk mengejar jabatan. Sikap kritis itupun seketika langsung hilang ketika jabatan telah mereka raih,” kata Ketua Bapilu PPP Vernita, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (23/9).

Vernita berpandangan, dengan sudah berada dalam posisi nyaman, maka tidak ada lagi pembelaan terhadap rakyat yang semakin susah, tidak ada lagi kepedulian tentang kesengsaraan yang dialami rakyat saat ini.

Tidak hanya itu, dirinya sangat menyesalkan karena kritik-kritik mereka terhadap partai politik maupun politikus ternyata kini justru mereka lakukan sendiri.

“Mereka selalu mengkritik, partai politik tidak demokratis, partai politk korup, partai politik serakah. Sekarang rakyat bisa melihat sendiri, yang mereka kritik sekarang justru yang mereka lakukan,” ucap dia.

Dicontohkan, Andrinof Chaniago yang kerap menyuarakan tentang good governance, tapi ternyata setelah pernah menduduki kursi mentri, justru tidak bisa berbuat apa-apa.

“Mereka kerap mengkritik politisi tidak bisa kerja, memangnya mereka bisa?Pengalaman tidak ada, ujug-ujung jadi komisaris utama BUMN.Hancur semua nanti,” tandas dia.

Untuk diketahui, Muhammad Fadjroel Rachman juga diangkat sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menggantikan Imam Santoso Ernawi, pada Selasa (22/9).

Fadjroel sebelumnya dikenal sebagai aktivis dan kritis terhadap pemerintahan maupun partai politik.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang