Diskusi "Jakarta Tanpa Ahok" yang diselenggarakan di kawasan Tebet, Jakarta, Jumat (11/3). Foto: Agung Rizki

Jakarta, Aktual.com – Ketua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra Habiburokhman, mengatakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mempunyai omongan yang tidak pernah dipikirkan terlebih dahulu sebelum diucapkan, sehingga sering terlontar ucapan-ucapan yang tidak patut didengar.

“Mulut Ahok itu lebih cepat ketimbang otaknya. Berapa kali dia keluarin kata-kata kasar? Seorang ibu-ibu juga jadi korban dikatain maling sama dia. Ini pemimpin macam apa?,” ujar Habiburokhman dalam sebuah diskusi bertemakan “Jakarta Tanpa Ahok” di kawasan Tebet, Jakarta, Jumat (11/3).

Untuk diingat kembali, ucapan maling yang dilontarkan Ahok kepada seorang ibu bernama Yusri, terjadi pada 11 Desember 2015 lalu. Yusri dituding maling oleh Ahok, ketika dirinya mencairkan dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) milik anaknya.

Menurut Habiburokhman, apa yang dilakukan oleh Ibu Yusri, tidaklah masuk dalam kategori maling ataupun dalam KUHP disebut sebagai pencurian.

Dalam Pasal 363 KUHP, pencurian didefinisikan dengan tindakan mengambil sesuatu barang, yang seluruhnya atau sebagian, kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum. Namun, dalam kasus ibu Yusri ini, Habiburokhman menjelaskan, ibu Yusri melakukan tindakan pencairan dana di luar mekanisme, dikarenakan ia tidak memiliki pengetahuan untuk itu. Dan, KJP yang dicairkan olehnya adalah untuk anaknya yang masih di bawah umur.

“Jadi unsur “maksud memiliki secara hukum” tidak terpenuhi dalam kasus ini,” tambah dia.

Lanjut Habiburokhman, ia juga menyanyangkan sikap Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang sepihak. Dimana, saat Ahok diwawancarai oleh Kompas TV, 23 Maret 2016 lalu. Dalam acara yang disiarkan langsung itu, Ahok telah berbicara tidak senonoh. Namun KPI justru hanya memberikan sanksi kepada Kompas TV. Padahal, Kompas TV hanya melakukan penyiaran. Sedangkan Ahok sebagai si pemroduksi kata-kata tidak senonoh itu, tidak diberikan sanksi.

“Ini ironi bagi saya. KPI bahkan tidak memanggil Ahok yang sudah berkomentar tidak pantas di televisi nasional,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh: