Pedagang memperlihatkan sejumlah rokok saat menggelar aksi damai Terimakasih tembakau di Jakarta, Selasa (31/5). Dalam aksi tersebut mereka melakukan penolakan terhadap hari tanpa tembakau sedunia yang jatuh pada tagl 31 Mei. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo mengingatkan Pemerintah agar mewaspadai adanya kepentingan asing dalam upaya menaikkan harga cukai rokok belakangan ini.

Pasalnya, menurut Firman, sejumlah Non-Governmental Organization (NGO) yang melakukan kajian dan mendorong Pemerintah untuk menaikkan harga cukai rokok pasti memiliki kerja sama dengan NGO-NGO asing.

“Yang melakukan dorongan-dorongan melalui kajian ini kan NGO-NGO dan kelompok-kelompok yang memang anti rokok, karena mereka ada kepentingan lain. Mereka itu kan pasti ada kerja sama dengan NGO-NGO luar negeri yang memang punya target bagaimana membenturkan antara industri farmasi dengan industri pertembakauan,” ujar Firman di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (3/10).

Bahkan, Firman menyebutkan, ada sejumlah negara yang ikut terlibat di balik dorongan naiknya harga cukai rokok tersebut. Negara-negara ini, kata dia, tidak memiliki industri rokok di negaranya.

“Indonesia ini kan memang surganya rokok, bahan bakunya murah, izinnya murah, pekerjanya juga murah. Yang menginginkan rokok kita naik itu ya negara-negara yang memang tidak memiliki industri rokok,” ungkap Firman.

“Seperti Singapura nggak punya, China nggak punya, Australia juga nggak punya, mereka nggak punya tembakau dan pabrik rokok,” tambahnya.

Wakil ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR ini mengatakan, naiknya harga cukai rokok tersebut justru akan mematikan industri rokok lokal. Alhasil, akan banyak rokok asing yang justru dengan mudah masuk ke Indonesia.

“Bahkan sekarang ini kan rokok Amerika juga sudah mulai hijrah ke Indonesia, ada juga negosiasi katanya dengan Jepang bahwa akan membeli pabrik rokok di Indonesia,” kata Politisi Partai Golkar itu.

Untuk itu, Firman menambahkan, Pemerintah jangan sampai salah langkah dan sembrono dalam mengambil keputusan. Menurutnya, kebijakan mengenai kenaikkan harga cukai rokok ini harus dipelajari dan pertimbangkan lagi secara matang.

“Jadi jangan sampai industri-industri strategis seperti rokok ini dikuasai asing, bahkan kretek yang merupakan heritage warisan leluhur kita juga nanti dinikmatin asing keuntungannya,” pungkasnya.(Nailin In Saroh)

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid