Ahmad Doli Kurnia. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Politisi Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia mengecam peristiwa tangkap paksa yang dilakukan Kepolisian terhadap Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, dan dua Pengurus Besar HMI lainnya dini hari. Doli menyebut peristiwa ini bentuk anarkisme politik.

“Pencidukan tanpa dasar dan dilakukan secara brutal dengan mengepung Sekretariat PB HMI menunjukkan bahwa Kepolisian sudah menjadi bagian dari permainan politik pemerintahan Jokowi yang memang tidak menyukai gerakan Bela Islam yang sudah semakin meluas,” ujar Doli yang juga mantan Sekjen HMI di Jakarta, Selasa (8/11).

Pemerintah saat ini, ujar Doli, ingin memecah dan melemahkan kekuatan gerakan Bela Islam yang menuntut penangkapan Gubernur non-aktif Basuki Tjahaja Purnama dengan pengalihan isu.

“Kemarin dengan isu akan menjadikan Bun Yani sebagai tersangka, sekarang pimpinan HMI ditangkap paksa,” keluh tokoh muda partai Golkar ini.

Keikutsertaan HMI dalam demontrasi tersebut guna membela kebenaran dan keyakinan beragama.

Doli berkelit kericuhan berawal dari kata-kata provokasi yang dilontarkan Kapolda Metro Jaya yang meminta demonstran dipukul mundur.

“Dengan sikap seperti itu, artinya pemerintah Jokowi sedang menarik Keluarga Besar HMI untuk ikut masuk bertarung ke gelanggang politik,” pungkas Doli.

Musdianto

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan