Jakarta, Aktual.co — Politisi Partai Golkar Muhammad Misbakhun mengatakan tidak sependapat dengan hasil survei yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Jumat (19/12) kemarin.
Ia mengungkapkan, justru kekisruhan yang terjadi di internal Golkar, membuat sejumlah kader pohon beringin itu solid dan malah meningkatkan suara.
“Golkar sebagai partai politik dengan umur 50 tahun, kami tetap solid dan kuat serta menjadi parpol besar,” kata Misbakhun, di Gedung Nusantara III, Jakarta, Senin (22/12).
Menurut dia, sejarah Golkar pecah sangat banyak dan kericuhan merupakan bagian dari dinamika internal organisasi. Karena itu, sambung dia, dinamika seperti itu sudah sering terjadi di internal, karena Golkar memiliki sejarah panjang.
“Sejarah Golkar pecah kan banyak, dan ricuh bagian dari dinamika organisasi,” ujar anggota Komisi XI DPR RI.
Ia pun mengungkapkan, kisruh dualisme yang terjadi tidak mempengaruhi elektabilitas Golkar akan semakin merosot karena citra buruk yang melekat akibat konflik elit partainya.
Ia pun menegaskan posisi Golkar di masyarakat tidak berkurang bahkan bertambah.
“Saya baru pulang reses di Daerah Pemilihan, antusiasme warga terhadap Golkar sangat tinggi, begitu juga ditempat lain menunjukkan hal yang sama,” tandasnya.
Sebelumnya LSI Denny JA mengatakan apabila Pemilu Legislatif dilakukan pada Desember 2014, maka elektabilitas Partai Golkar sebesar 8,4 persen.
“Survei LSI Denny JA pada Desember 2014 menunjukkan bahwa elektabilitas Golkar saat ini merosot jauh dibawah 10 persen,” kata peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa di kantor LSI, Jakarta, Jumat (19/12).
Dia mengatakan penurunan elektabilitas itu disebabkan dualisme kepemimpinan dan konflik internal yang berlarut-larut.
Menurut dia, apabila konflik ini berlanjut maka elektabilitas Golkar akan semakin merosot kerna citra buruk yang melekat akibat konflik elit partainya sendiri.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang

















