Jakarta, Aktual.com – Politikus PDI Perjuangan Charles Honoris yakin bukan urusan mencarikan ‘kursi kosong’ yang jadi pertimbangan Presiden Joko Widodo saat menunjuk Diaz Hendropriyono sebagai staf khusus (Stafsus) presiden bidang sosial.
Mengaku agak sulit berkomentar lantaran Diaz merupakan kawannya, Charles menilai putera mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono itu memang banyak membantu Jokowi saat kampanye pilpres.
“Presiden pasti punya penilaian sendiri kenapa (Diaz) harus ditempatkan di situ. Saya yakin seorang pak Jokowi dalam menempatkan orang bukan karena mencarikan kursi kosong,” klaim Anggota Komisi I DPR RI, Selasa (12/7).
Pasalnya, kalau bicara soal bagi-bagi kursi bagi para mantan pendukung saat pilpres, saat ini Diaz yang pernah jadi ketua umum relawan “Kawan Jokowi” juga sudah diberi posisi komisaris di salah satu perusahaan BUMN. Sejak Januari 2015 Diaz menduduki posisi Komisaris PT Telkomsel.
Karena itu, Charles yakin ada persoalan strategis lain yang membuat Diaz ditunjuk Jokowi jadi stafsus sosial. “Yang mungkin tidak bisa disampaikan ke publik, tapi presiden punya penilaiannya dalam membantu menjalankan roda pemerintahan,” ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, dua posisi staf khusus dibuat oleh Presiden Jokowi. Yakni Staf khusus bidang intelijen dan staf khusus bidang sosial. Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Komandan Detasemen Khusus (Densus) Anti Teror 88 Komjen Pol (Purn) Gories Mere ditunjuk sebagai Staf Khusus Bidang Intelijen. Sedangkan Diaz, menjadi Staf Khusus Bidang Sosial.
Senin (11/7) lalu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno bahkan mengatakan surat pengangkatan kedua orang itu sudah ditandatangani Presiden Jokowi beberapa minggu sebelumnya. Meski tanpa acara pelantikan. Dengan demikian, kini Presiden Jokowi punya enam staf khusus. Yakni Gories Mere, Diaz, Ari Dwipayana, Sukardi Rinakit, Lenis Kogoya dan Johan Budi. (Novrizal Sikumbang)
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang