Jakarta, Aktual.com – Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Effendi Simbolon menilai bahwa baru ditangkapnya segelintir wakil rakyat dalam kasus dugaan korupsi proyek pengadaan e-KTP, merupakan strategi KPK guna menjerat pihak lain.

Sekedar informasi, dalam hal ini KPK telah menetapkan tiga anggota DPR sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP, yakni Miryam S. Haryani, Markus Nari dan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto.

Namun pelaku lainnya dari partai lain yang pernah disinggung dalam dakwaan Irman dan Sugiharto masih bebas berkeliaran.

“KPK punya road map untuk memulai membuka yang boleh dikatakan korupsi cukup besar ini ya. Ya pasti dia sudah punya trik atau strategi. Mulai dari yang besar gitu, kemudian siapa pun nanti yang dalam pembuktiannya ada ya akan terus terjaring,” kata Effendi di Jakarta, Rabu (29/11).

Menurutnya, KPK cenderung hanya menghajar satu partai saja dalam kasus ini, yakni Partai Golkar. Hal ini, disebut Effendi, sangat kental nuansa politisnya karena untuk kepentingan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.

“Ini ada juga kaitannya dengan kepentingan Pilpres juga. Mungkin sosok ini dianggap cocok dengan kepentingannya kan,” duga Anggota Komisi I DPR RI ini.

Kalaupun belum ada parpol lain yang terciduk, Effendi berdalih jika hal ini dikarenakan belum ada bukti yang cukup kuat untuk menjerat kader parpol lain.

Sebagai informasi, beberapa nama kader PDIP turut diduga terlibat dalam korupsi proyek KTP Elektronik, seperti Yasonna Laolly, Olly Dondokambe dan Ganjar Pranowo.

“Saya enggak yakin (Yasonna, Olly Dondokambey dan Ganjar Prabowo terlibat), tapi rasanya kalau memang semuanya terbukti, kita mendukung pemberantasan itu, tidak hanya kasus e-ktp saja, kasus lain juga kita moratoriumlah, kita ada minggu berkabung kita lah,” bebernya.

Dalam kesempatan itu, dia menegaskan bahwa partainya tidak mentolerir dan akan langsung menendang kadernya jika terbukti bersalah melakukan korupsi.

“Karena kita juga tidak ingin mentolerir atau tindakan yang dilakukan anggota dewan pada periode lalu ya saya berfikir rasanya pak yasonna tidak terlibat dalam hal ini kesitu (yasonna tidak terlibat,” tutupnya.

 

Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh: