Jakarta, Aktual.com — Pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla oleh tokoh politik yang sangat berkuasa dan berpengaruh dalam proses perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia tidak seharusnya disampaikan Menteri ESDM Sudirman Said.
Seharusnya Menteri ESDM Fokus pada kerja utamanya, yakni mengelola potensi sumber daya alam yang ada di Indonesia untuk kemudian diarahkan kepada kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Bukan sebaliknya melakukan manuver-manuver politik yang bukan ranahnya.
Demikian disampaikan Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Iskan Qolba Lubis, saat dihubungi, Kamis (12/11).
“Saya lihat Menteri ESDM ini seperti kehilangan arah. Soal catut nama itu kan ranah politik, bukan ranah ESDM lagi. Ranah ESDM adalah mengelola kekayaan alam untuk rakyat sebesar-besarnya. Kalau menyebut nama, ini tidak bagus,” ucapnya.
Dalam hal perpanjangan kontrak-kontrak pertambangan di Indonesia, termasuk perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia, Menteri ESDM semestinya menyerahkan terlebih dulu kepada Presiden Jokowi. Apakah benar Freeport sudah habis masa kontraknya sehingga perlu dibahas rencana perpanjangan investasinya.
Diserahkannya kontrak-kontrak pertambangan kepada negara ini sekaligus untuk melihat berapa nilai sebenarnya aset-aset yang ada, sebab bisa jadi nilai asetnya mengalami pertambahan. Nyatanya, sudah menjadi rahasia umum, bahwa kontrak Freeport masih lama.
“Freeport ini kan belum selesai tapi sudah minta perpanjangan lagi. Politik itu bukan urusan dia, urus saja bagaimana mengelola sumber daya alam untuk rakyat,” tegas Qolba.
Dalam acara ‘Satu Meja’ di Kompas TV, Selasa (3/11), Menteri ESDM Sudirman Said kepada Budiman Tanuredjo yang juga Pimred Harian Kompas mengungkapkan dalam proses perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia ada beberapa tokoh politik yang sangat berkuasa dan berpengaruh yang mencatut nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla.
Tokoh politik yang berkuasa dan sangat berpengaruh itu mencatut nama Jokowi dan JK dan disampaikan kepada Chairman Freeport James R Moffets. Dengan begitu, seolah-olah Jokowi-JK meminta saham kosong. Sudirman juga mengaku telah bertemu dengan tokoh dimaksud.
Artikel ini ditulis oleh: