Jakarta, Aktual.com – Kepolisian Resor Kota Medan, Sumatera Utara, memberlakukan status Siaga Satu di wilayah hukumnya, pascaaksi teror bom yang terjadi di kawasan Sarinah Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat.
“Status pemberlakuan siaga satu tersebut berdasarkan telegram Kapolri,” kata Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto di Medan, Jumat (15/1).
Untuk mendukung status siaga satu itu, menurut dia, pihaknya menyiagakan 600 personel Polresta Medan guna mengamankan sejumlah objek vital, termasuk restoran atau lokasi milik Amerika.
“Polresta Medan juga didukung Polda Sumut dan personel Kodim 0201/BS melakukan patroli skala besar untuk menjaga obyek vital tersebut,” ujar Kombes Pol Mardiaz.
Ia menyebutkan, polisi juga menjaga kantor konsulat yang ada di Medan, termasuk rumah masing-masing pejabat konsulat.
Demikian juga dengan pusat perbelanjaan, pos polisi, serta kantor-kantor institusi penegak hukum tersebut.
Meski demikian, hingga saat ini, pihaknya belum menerima informasi yang dapat menimbulkan kerisauan, namun tetap mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan selalu meningkatkan kewaspadaan.
“Jika ada orang atau kendaraannya yang mencurigakan, segera catat dan laporkan ke pos polisi terdekat,” kata mantan Kapolres Mandailing Natal itu.
Mardiaz menambahkan, masyarakat bisa juga menirimkan pesan singkat ke 085381881993 yang sengaja disiapkan khusus menerima informasi darurat.
Ketika ditanyakan adanya ancaman bom terhadap RS Vina Estetika Jalan Iskandar Muda, Kapolresta Medan mengatakan, sebenarnya hal itu bukan ancaman, tetapi hanya sekadar ucapan dari seseorang yang merasa emosi.
“Ada seorang warga yang ingin menemui pimpinan RS Vina Estetika, namun petugas di rumah sakit itu kurang simpati terhadap orang tersebut,” kata Kombes Mardiaz.
Sebelumnya, pada Kamis (14/1) terjadi enam ledakan dan baku tembak di depan gerai kopi Starbucks dan pos polisi Sarinah di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Kepolisian mencatat ada 24 orang menjadi korban luka atas peristiwa tersebut. Korban tewas ada tujuh orang yakni dua warga sipil dan lima terduga pelaku.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara