Jakarta, aktual.com – Polres Metro Jakarta Selatan akan melakukan tes urine secara berkala untuk mengantisipasi penyalahgunaan narkoba di kalangan institusi Polri tersebut.
“Rutin akan kita laksanakan kepada anggota khususnya terindikasi menggunakan narkoba. Pola waktunya bisa tiga bulan sekali cek narkoba,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Bastoni Purnama, di Jakarta Selatan, Senin (30/12).
Upaya ini dilakukan menyusul kejadian oknum ASN di Polres Metro Jakarta Selatan berinisial TP menabrak tujuh pesepeda di Jalan Sudirman. TP terindikasi positif mengkonsumsi narkoba jenis ekstasi dari hasil tes urine.
Penyalahgunaan narkoba di lingkungan Polres Metro Jakarta Selatan bukan yang pertama kalinya, sebelumnya Kapolsek Kebayoran Baru dicopot dari jabatannya karena mengonsumsi narkoba. Dan Anggota Polsek Setia Budi yang mobilnya dirusak massa karena menabrak juga terindikasi di bawah pengaruh narkoba.
Menurut Bastoni, upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan anggotanya sudah dilakukan, bahkan sejak awal dirinya menjabat juga telah dilakukan tes urine.
Termasuk sosialisasi secara intensif pada saat pelaksanaan apel pagi, maupun kegiatan Bhayangkari, dan pembuatan telegram rahasia bagi seluruh anggota.
“Upaya-upaya kita selalu setiap pelaksanaan apel pagi mengingatkan anggota untuk tidak menggunakan narkoba karena merugikan diri sendiri, keluarga, kesatuan dan merusak karirnya,” kata Bastoni.
Melalui kegiatan Bhayangkari, lanjut Bastoni, juga kerap diingatkan kepada istri-istri anggota Polri untuk menjaga dan mengingatkan suami maupun anak-anaknya agar terhindar dari narkoba.
“Memang kembali lagi ke individu masing-masing bagaimana memilih lingkungan pergaulan dan pola hidup,” kata Bastoni.
Bastoni mengatakan pihaknya tidak bisa mengawasi satu persatu anggotanya yang jumlahnya mencapai 1.500 orang personel. Upaya pencegahan tergantung individu masing-masing dan pimpinan institusi untuk selalu mengingatkan.
“Tergantung kita sebagai pimpinan selalu mengingatkan secara terus menerus, sebagai individu masing-masing paling tidak mereka harus tau risikonya,” kata Bastoni. (Eko Priyanto)
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin