Nusa Dua, Aktual.com – Kepolisian Republik Indonesia menjadi panitia lokal pertemuan Interpol Dunia. Pada pertemuan yang dihadiri 167 delegasi dari seluruh negara itu diharapkan menjadi solusi bagi pemberantasan tindak terorisme di Indonesia.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar menuturkan, ada beberapa agenda penting yang akan dibahas dalam pertemuan yang akan dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla besok pagi itu. Di antara isu yang akan dibahas yakni terorisme dan illegal fishing.
Bagi Indonesia, terorisme adalah isu sentral yang menjadi perhatian, utamanya setelah munculnya gerakan ISIS. “Fenomena ISIS tidak mudah bagi kita. Sejumlah warga kita bergabung dengan mereka yang berdampak bagi negara kita,” kata Boy di Nusa Dua, Minggu (6/11).
Boy juga mengharapkan kesempatan tersebut dapat dijadikan wadah jalan ke luar untuk menangkap dan meminta pertanggungjawaban gembong teroris yang masih berkeliaran semisal Bahrun Naim. “Mudah-mudahan kegiatan ini bisa menjadi solusi bagi kita untuk meminta pertanggungjawaban Bahrun Naim dan lainnya.”
Dengan begitu, Boy berharap pertemuan ini juga menghasilkan upaya konkret memberantas tindak terorisme di Indonesia. “Mudah-mudahan itu bisa menjadi gerakan konkret mengeliminir terorisme di Indonesia.”
Pertemuan Interpol akan berlangsung mulai 7-10 November 2016. 167 negara akan menghadiri acara yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) tersebut. Pada kesempatan itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian akan menjadi keynote speaker bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Hingga kini, 826 delegasi telah hadir yang terdiri dari 13 menteri dan 39 pejabat Kepala Kepolisian dari masing-masing negara. President of Interpol, Mireille Ballestrazzi dan Sekretaris Jenderal Interpol, Jurgen Stock telah hadir di Bali sejak dua hari lalu.
Laporan: Bobby Andalan
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu