Selanjutnya, kedatangan pemain maupun penonton juga menjadi pertimbangan dengan berbagai kemungkinan gangguan aspek keamanan dan keselamatan. Polda Metro Jaya juga telah menyusun penempatan personel, sehingga tugas dan tanggungjawab mereka sudah dipahami dan dimengerti.

Persiapan lainnya, lanjut Agung, ialah terkait peralatan yang diperlukan. Sistem dan metode penanganan setiap tahapan gangguan dilakukan uji coba. Upaya pencegahan juga dilakukan untuk memastikan tidak ada gangguan sebelum, selama, dan sesudah pertandingan.

“Telah disiapkan 3.500 personel pengamanan dan 500 steward,” tambahnya.

Berdasarkan hasil evaluasi pengamanan pertandingan sebelumnya, kata Agung, pengelola SUGBK mendapat rekomendasi untuk memperbaiki penomoran tempat duduk penonton di tribun. Penyelenggara juga diminta memperbaiki scan barcode atau pencantuman nomor tempat duduk guna menjamin ketertiban penonton di dalam stadion.

Kemudian, penyelenggara harus memastikan jumlah karcis yang dijual sesuai dengan kapasitas stadion. Hal itu untuk mempertimbangkan penilaian risiko keselamatan dan keamanan penonton, pemain, dan ofisial kedua tim nasional.

Agung juga mengimbau masyarakat maupun pendukung sepak bola Timnas Indonesia untuk tertib dan menghindari perbuatan yang merugikan diri sendiri maupun nama baik Indonesia di dunia sepak bola.

“Mari kita nonton bola dengan nyaman, ajak teman-teman duduk sesuai dengan nomer kursi di karcis, tidak membawa barang yang tidak diperlukan di stadion, seperti senjata tajam, kembang api, miras, dan barang lainnya yang dilarang. Tidak provokasi, menikmati pertandingan dengan berempati dengan penonton lainnya,” ujar Agung.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arie Saputra