Jakarta, Aktual.com — Polri masih mendalami peristiwa meledaknya granat saat pelatihan satpam di Universitas Haluoleo yang terjadi pada Selasa (29/3) kemarin.

Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Agus Rianto, anggota Polri yang melatih para satpam tersebut hanyalah untuk memperkenalkan bahan peledak.

Sehingga dalam pelatihan hanya dilatih untuk pengenalan bahan peledak, bukan dilatih untuk menjinakkan bom atau sejenis bahan peledak lainnya.

“Pelatihan itu hanya sekedar memperlihatkan, bukan memberi tahu pengamanan seperti apa jika ketemu bahan peledak atau bom,” kata Agus di komplek Mabes Polri, Jakarta, Rabu (30/3).

“Karena pengamanan terhadap bahan bahaya atau bahan peledak atau bom dilakukan tenaga ahli,” kata dia.

Agus mengatakan, pelatihan satpam tersebut dijadwalkan berlangsung selama 10 hari. Namun baru beberapa hari granat meledak saat pelatihan tersebut berlangsung.

“Pagi harinya ada pelatihan soal bagaimana pengenalan terhadap bahan peledak. Bagaimana tindakan jika ditemukan benda mencurigakan yang diduga bahan peledak,” tutur dia.

Namun pada akhirnya insiden na’as itu pun tak terelakkan. Ketika dua instruktur dari Brimob Polda Sulawesi Tenggara ‎memperlihatkan granat, tiba-tiba granat tersebut meledak dan menewaskan tiga sekurity, satu anggota Brimob, dan delapan lainnya luka-luka.

“Yang jadi pertanyaan kan kenapa profesional lalu meledak, itu kecelakaan, siapa sih yang ingin musibah? Tidak ada,” kata Agus.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby