Jawa Timur versus Bali
Sebelum bersua di final, tim putri Bali dan Jawa Timur sudah bertarung di babak grup Pool X. Ketika itu, dalam laga yang Jawa Timur menang dengan skor 51-30.
Jawa Timur sangat tangguh di PON Papua, belum pernah kalah hingga lolos ke final PON Papua.
Ciri khas tim asuhan pelatih Lena ini bermain agresif dan akurat. Persentase poin dari “field goal” (tembakan non-lemparan bebas) mencapai 41,6 persen. Jauh lebih tinggi dari Bali yang 28,7 persen.
Ini berarti, Jawa Timur memiliki pemain-pemain andal dalam mencetak angka, di mana Christine Tjundawan terdepan dengan rerata 18,3 poin perlaga PON Papua.
Jadi pertimbangan pula, sampai semifinal, Jawa Timur sudah menciptakan 249 poin dan kemasukan 173 angka.
Sementara, dalam rentang waktu yang sama, Bali melesakkan 197 poin dan “kebobolan” 183 angka.
Bali mesti mewaspadai pelanggaran-pelanggaran karena Jawa Timur berhasil memasukkan 65,1 persen lemparan bebas mereka. Bali masih kalah, 56,3 persen.
Yang menjadi keunggulan Bali adalah kebersamaan dan itu sudah terlihat sejak fase grup.
Para pemain Bali sekarang sudah bersama-sama sejak berumur 12 tahun dan ikatan batin mereka begitu kuat. Di luar itu, Bali juga mempunyai pemain berlabel tim nasional baik itu bola basket 5×5 maupun 3×3 seperti Dewa Ayu Kusuma dan Ni Putu Eka Liana Febiananda.
Dibandingkan seluruh pemain Bali dan Jawa Timur, Dewa Ayu memiliki rata-rata “rebound” terbaik yaitu 13,3 perlaga. Di bawahnya ada pemain Jawa timur Christine Tjundawan dengan rata-rata membuat sembilan rebound per-pertandingan.
Melihat angka-angka yang tersaji, Jawa Timur sepertinya memang diunggulkan untuk menang di sektor putri ini.
Akan tetapi, faktor teknis tak sepenuhnya menjadi penentu kemenangan sebuah tim di lapangan. Keteguhan mental, fokus, konsentrasi dan semangat terkadang memegang porsi besar untuk sebuah kejayaan.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Dede Eka Nurdiansyah