Tim bola basket putra DKI Jakarta maju ke final usai kalahkan Jawa Timur (Jatim) dengan skor 78-70 dan berpeluang mendapatkan medali emas (Dok. Antara)

DKI Jakarta versus Sulawesi Utara

DKI Jakarta dan Sulawesi Utara bertemu dalam status yang sama: pernah kalah satu kali di fase grup. Setidak-tidaknya, mereka sudah merasakan pahitnya melihat lawan merayakan kemenangan.

Di PON Papua, tim DKI Jakarta yang sudah mempersiapkan diri sejak sekitar empat tahun lalu membawa empat pemain yang berlaga di Liga Bola Basket Indonesia (IBL) yaitu Ali Bagir (Indonesia Patriots), Aldy Rachman (Indonesia Patriots), Yesaya Saudale (Indonesia Patriots) dan Patrick Nikolas (West Bandits Solo).

Mereka inilah pilar DKI Jakarta sejak babak penyisihan grup.

Di PON Papua, Aldy Rachman memiliki rata-rata poin tertinggi di DKI Jakarta dengan 12,4 poin perlaga. Untuk rebound, Ali Bagir terunggul dengan rerata 8,4 kali perlaga.

Lalu untuk assist, ada point guard Yesaya Saudale dengan rata-rata 3,8 assist setiap pertandingan.

“Field goal” DKI Jakarta juga lebih tinggi daripada Sulawesi Utara yakni 41,9 persen berbanding 34,4 persen. Akurasi tembakan DKI juga apik yaitu 63,6 persen, lebih dari Sulut, 58,7 persen.

Akan tetapi, Jakarta memiliki kecenderungan negatif yang bisa dimanfaatkan oleh Sulawesi Utara yaitu betapa seringnya mereka membuat pelanggaran dan “turnover”.

Di PON, total pelanggaran DKI mencapai 104 dan turnover 82. Ini lebih tinggi daripada Sulawesi Utara yang membuat total 97 pelanggaran dan 68 turnover.

Akurasi tiga poin DKI Jakarta pun tak sebaik Sulawesi Utara di PON Papua. Persentase keberhasilan percobaan tiga angka DKI 23,4 persen, Sulawesi Utara 27,4 persen.

Saat berjumpa DKI Jakarta nanti, Sulawesi Utara yang sejatinya bermain kolektif diyakini akan mengandalkan sang forward Fernando Manansang untuk memecahkan kebuntuan.

Dari lima laga PON Papua, Fernando total membuat 82 poin atau rerata 16,4 poin per-pertandingan dan 8,6 rebound per-laga. Ketajaman dan kemampuannya dalam bertahan tentu diperlukan Sulawesi Utara untuk melewati saat-saat sulit.

Dari sisi nonteknis, baik DKI Jakarta dan Sulawesi Utara memiliki hasrat kuat yang sama untuk meraih medali emas PON Papua.

DKI mau emas untuk mengulang prestasi PON 2008, sementara Sulawesi Utara menginginkannya demi mengukir sejarah karena itu akan menjadi yang pertama bagi mereka sejak PON dilaksanakan mulai tahun 1948.

DKI Jakarta dan Sulawesi Utara juga sudah menunjukkan bahwa mereka tahan dengan tekanan dan mampu membalikkan kondisi tertinggal menjadi kemenangan. Pertandingan ini menarik untuk ditunggu.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Dede Eka Nurdiansyah