Namun demikian, Ray mengemukakan jika popularitas Panglima TNI akan meredup secara perlahan ketika memasuki masa pensiun. Ia mendasarkan opininya pada rekam jejak beberapa Panglima TNI pada era reformasi.
Ray menyatakan, enam Panglima TNI sebelumnya, dari Laksamana Widodo hingga Jenderal Moeldoko, hanya memiliki popularitas ketika menjabat saja. Ketika turun dan pensiun, sinarnya pun meredup secara perlahan.
“Semenjak reformasi, tidak ada cerita itu Panglima TNI naik menjadi tokoh politik nasional,” ujar Ray.
Meski ragu, Ray juga tidak yakin sepenuhnya nasib Gatot akan sama seperti pendahulunya. Ibarat kata, lain padang lain ilalang, apalagi belalang.
Hal yang menjadi tanda tanya selanjutnya yakni, jika Gatot berambisi maju dalam Pilpres 2019, peran apa yang akan dimainkan Gatot demi mempertahankan, bahkan meningkatkan popularitasnya di publik?
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan
Wisnu