Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan. (ilustrasi/aktual.com)
Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) sepertinya masih akan melanjutkan kebijakan utang barunya di tahun 2017 nanti. Seperti yang diisyaratkan oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara, di Jakarta, Rabu (23/11).

Menurut Suahasil, dengan posisi utang luar negeri (ULN) yang porsinya hanya 28 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) itu, relatif masih rendah, sehingga tahun sangat ada peluang untuk ditambah.

“Jadi, utang itu bisa terus digenjot ya. Apalagi kita porsinya cuma 28 persen daru PDB. Makanya masih cukup aman. Terlebih jika PDB-nya naik terus,” jelas dia, dalam seminar Core Economic Outlook 2017.

Bahkan dia menyebut, jika utang itu tak ditambah, dengan porsi yang masih sedikit juga tak bagus jika tak ditambah. “Jadi kalau posisi PDB naik terus, sementara utang ditahan tak ditambah, itu enggak bagus juga,” ujar dia.

Sejuah ini, berdasar data Bank Indonesia (BI) hingga triwulan III-2016, utang luar negeri saat ini mencapai US$ 325,3 miliar atau setara Rp4.288,9 triliun dengan asumsi kurs Rp13.000 per USD. Dengan utang itu, berarti meningkat 7,8% (year-on-year).

Namun demikian, ia juga mengingatkan agar utang yang besar itu harus dikelola dengan baik. “Sejauh ini utang kita masih aman ya. Tapi memang harus dikontrol juga. Jangan sampai tahu-tahu batas amannya itu terlewati,” tegasnya.

Selama ini, kata dia, utang dilakukan hanya untuk menggenjot pembangunan proyek infrastruktur. Karena ini cukup berisiko bagi proyek infrastruktir sendiri jika terus dibiayai oleh utang.

Dia menegaskan, tahun depan pemerintah akan meng-issue bond atau obligasi. Jenisnya seperti biasa dan seperti yang sudah dalam rencana pemerintah. Yaitu ada yang rupiah yang dilelang secara reguler, ada juga yang global bonds.

“Untuk global bonds juga sudah dikasih tahu seperti biasa, ada dollar, yen, lalu ada euro. Untuk dolarnya kapan? Kita akan lihat market saja,” jelasnya.

Dia menambahkan, pasar itu tak hanyabm pasar lokal tapi juga pasar global. “Bagaimana prospeknya, nanti kesiapannya ada di tempat Pak Robert (Robert Pakpahan). Jadi siap-siap saja mempersiapkan semua kemungkinan pasar,” pungkas dia.

(Laporan: Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka