Ia mengatakan, sejauh ini rencana holding pertambangan juga memicu kecurigaan di masyarakat bahwa nantinya perusahaan BUMN yang menjadi anak usah Inalum tidak lagi sebagai perusahaan BUMN.
“Masyarakat khawatir perusahaan-perusahaan itu tidak bisa diawasi lagi oleh DPR dan Kementerian Keuangan, karena dia anak usaha lewat inbreng saham,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, holding semen diniliai lebih masuk akal, karena produk yang dihasilkan bersifat homogen. “Yang keliru juga sebenarnya ada pada holding PTPN (PT Perkebunan Nusantara) yang mengalami kerugian terus. Jadi, tidak perlu kemana-mana untuk membesarkan perusahaan tambang, ikuti basic-nya saja,” saran dia.
Laporan: Busthomi
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby