Wamena, Aktual.com – Puskesmas Wamena Kota, Kabupaten Jayawijaya, Papua mencegah kekerdilan dengan mulai menghidupkan kembali pelayanan kesehatan di sejumlah posyandu yang terhenti akibat pandemi COVID-19.
Penanggungjawab Gizi dan Posyandu Puskesmas Wamena Kota, Eliya Tahapary, di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Selasa (11/8), mengatakan pelayanan di posyandu menunjang dalam penanganan kekerdilan.
Namun, kata dia, pelayanan kesehatan di posyandu di daerah itu sempat terhenti akibat pandemi virus corona jenis baru tersebut.
“Kegiatan posyandu pada Januari, Februari, Maret berjalan seperti biasa. Mulai April sampai bulan ini, khusus di dalam kota kami pending. Tetapi pelayanan imunisasi dan pemeriksaan bumil tetap berjalan,” katanya.
Pihak puskesmas merencanakan pada Agustus pelayanan di sembilan posyandu yang berada di pusat kota mulai dibuka. Pengaktifan posyandu itu tidak sama seperti sebelumnya, yang berlangsung di masing-masing posyandu.
“Ada sembilan posyandu yang kami mau kumpulkan di satu tempat. Rencana kami akan koordinasi dengan pihak gereja polres untuk gunakan halaman mereka. Jadi satu bulan sembilan kali posyandu dan satu hari satu posyandu. Kami tidak gabung, supaya tidak mengumpulkan massa,” katanya.
Ia mengatakan posyandu-posyandu yang berada di luar pusat kota atau daerah kategori bebas COVID-19 tetap dibuka sesuai jadwal. Pelayanan itu meliputi imunisasi, timbang, dan ukur tinggi badan, pemberian vitamin A, obat cacing serta pemeriksaan ibu hamil.
“Posyandu-posyandu yang di luar wilayah kota, kami beritahu lewat kader agar sampaikan kepada orang tua membawa balitanya untuk posyandu setiap Selasa dan Jumat,” katanya.
Selama lima bulan pelayanan posyandu di pusat kota tidak berjalan normal akibat pandemi virus, sedangkan penanganan kekerdilan melalui layanan Puskesmas Wamena juga terkendala.
“Kegiatan posyandu yang lama tidak terlaksana ini, kami kehilangan data penanganan ‘stunting’ (kekerdilan) yang berjalan Januari, Februari, dan Maret,” katanya.
Dengan diaktifkan kembali layanan posyandu seperti menggabungkan sembilan posyandu pada satu titik, pihak puskesmas mulai memantau kembali pencegahan kekerdilan pada anak.
Langkah pencegahan terhadap kekerdilan misalnya pemberian makanan tambahan berbahan lokal saat kegiatan posyandu. Makanan tambahan itu diberikan sekali dalam sebulan.
“Ada juga pemberian makanan tambahan dari Kementerian Kesehatan yaitu biskuit. Jadi misalnya kalau ada balita ‘stunting’, kami berikan biskuit. Nanti kalau misalnya dua minggu sudah habis, orang tuanya bisa datang ambil atau kami yang antar,” katanya.(Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
Warto'i