Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi XI DPR Indah Kurnia mengatakan banyak potensi debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Papua. Potensi itu temukan saat meninjau Pasar Hamadi dan Pasar Youtefa di Jayapura, Papua, baru-baru ini.

Menurutnya, potensi itu yang harus disambut positif oleh perbankan. Apalagi menurutnya, etos kerja masyarakat Papua cukup tinggi.

“Saya bertemu pedagang di Pasar Hamadi dan Pasar Youtefa Papua. Ada yang hanya menjual kangkung seharian bisa dapat Rp 300 ribu sehari. Ada juga yang menjual ayam sampai raturan ekor setiap harinya. Itu sesuatu potensi untuk digarap (menjadi debitur KUR, red),” kata Indah.

Sayangnya, tambah politisi F-PDI Perjuangan itu, potensi itu malah ditangkap oleh para rentenir atau bank-bank perkreditan yang menarik bunga tinggi. Tentu itu memberatkan masyarakat, khususnya para pedagang.

“Memang ada bank-bank yang tidak familiar. Tapi seandainya disandingkan dengan KUR, pasti mereka akan mendapatkan untung lebih besar dan lebih sejahtera selama visibility usahanya bisa terjamin. Perbankan kan bisa lihat,” jelas Indah.

Ia menilai, mungkin masih kurang masifnya edukasi maupun sosialisasi mengenai program KUR, sehingga masih banyak pedagang atau masyarakat yang belum menjadi debitur KUR.

“Untuk itu, saya tadi meminta BRI untuk mencatat pedagang-pedagang pasar yang potensi dibiayakan dengan menggunakan skema KUR agar mereka bisa mendapatkan hasil lebih baik,” imbuh Indah.

Dengan pembiayaan KUR kepada usaha masyarakat, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Indeks Pembangunan Masyarakat Papua, meningkatkan literasi keuangan di Papua, dan menekankan semakin tingginya tingkat kebutuhan konsumtif. Untuk itu, ia meminta sosialisai KUR harus ditingkatkan.

“Sosialisasi kurang masif. Buktinya banyak pedagang yang tidak tahu. Untuk itu, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan harus turun ke lapangan, banyak yang tercover KUR. Tapi KUR harus disalurkan dengan tepat, bukan hanya lomba-lomba menyerap plafon, terserap secara efektif dan produktif,” ucap dia.

Kunjungan spesifik ke Papua dipimpin Wakil Ketua Komisi XI M. Prakosa dan diikuti beberapa anggota. Diantaranya Hendrawan Supratikno, Tutik Kusuma Wardhani, Junaidi Auly, Anarulita Muchtar, Amir Uskara dan Nurhayati.

Artikel ini ditulis oleh: