Ketua Umum Pengurus Pusat KAMMI, Kartika Nur Rakhman dan Anggota Komisi III DPR, Masinton Pasaribu saat diskusi bertajuk ‘Menggali Freeport, Diantara Kepentingan Asing dan Kedaulatan Indonesia’ di WarunKomando, Tebet, Jakarta, Minggu (22/11). Freeport merupakan wujud VOC gaya baru dan sedang melakukan mapping kekuatan di Indonesia. Elit politik bukannya menjadi nasionalis yang ingin bisa menangkis serangkaian asimetris, namun justru berebut menjadi komprador dan perlu diingat penjajahan jaman sekarang tidak hanya menggunakan militer, namun bisa dari sektor energi maupun pangan. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Kasus pemukulan terhadap sejumlah mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) oleh aparat keamanan kampus tersebut mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Tindakan anarkisyang terjadi di Palembang, Kamis (3/8), kemarin ini pun dikecam oleh Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI).

Ketua Umum PP KAMMI, Kartika Nurakhman menyatakan, pihak kampus terlalu berlebihan dalam menyikapi aspirasi sejumlah mahasiswa dalam aksi Mahasiswa Peduli UKT UNSRI. Terlebih, kekerasan yang dilakukan pihak keamanan UNSRI ini terjadi dengan sepengetahuan Rektorat kampus.

“Pihak kampus seharusnya menyikapi aspirasi mahasiswa terkait UKT dengan proporsional, bukan dengan cara represif dan mengintimidasi mahasiswa” kata Nurakhman dalam keterangan tertulis yang diterima Aktual, Jum’at (4/8).

Hal yang senada pun diucapkan oleh Ketua PP KAMMI Bidang Kebijakan Publik, Riko P. Tanjung. Menurut Riko, seharusnya pihak kampus Unsri justru harus merasa bangga karena memiliki mahasiswa yang peduli dan kritis terhadap kondisi sosial, khususnya tentang sistem pendidikan di kampus tersebut.

“Mahasiswa merupakan aset bangsa yang harus dididik untuk memiliki kepekaan terhadap kondisi rakyat, bangsa dan negara,” ucap Riko.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Andy Abdul Hamid