Yogyakarta, Aktual.com – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyebut Presiden ketiga RI BJ Habibie sebagai peletak dasar demokratisasi pertama di era Reformasi yang menjadi tonggak bagi Indonesia baru.
“Meski terkait dengan Orde Baru dan orang terdekat Soeharto, Habibie justru tampil menjadi negarawan dan demokrat yang kata sejalan tindakan, sehingga ibarat buku terbuka yang bersedia menerima kritik publillk secara elegan,” kata Haedar melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Rabu (11/9).
Menurut Haedar, Habibie juga Presiden sekaligus tokoh bangsa yang dengan pendidikan Jerman-nya sebagai ahli pesawat terbang membuka lembaran baru Indonesia yang modern dan maju.
Habibie, kata dia, merupakan sosok moralis dan rasional yang memadukan iman
dan iptek yang sangat relevan bagi bangsa Indonesia di era modern.
Haedar menilai tidak banyak tokoh utama di Indonesia yang memiliki karakter dan kualitas lengkap sebagai negarawan sekaligus tokoh kemajuan yang menjadi idola dan role-model generasi muda bangsa.
“Semoga bangsa Indonesia belajar dari Pak Habibie,” kata dia.
Dalam konteks umat Islam, menurut Haedar, Habibie berhasil mengangkat marwah Islam Indonesia yang modern dan berkarakter tanpa kehilangan sikap inklusifnya dalam masyarakat majemuk.
“Dia peduli pada sumber daya insani yang unggul dan menguasai teknologi, sekaligus menjadi teladan yang kata sejalan tindakan,” kata dia.
Oleh sebab itu, Haedar berharap para elite dan generasi Muslim perlu belajar dari ketokohan Habibie, selaku tokoh besar yang dihormati semua pihak karena integritas dan keteladanannya.
“Kita kehilangan negarawan besar yang visioner bagi masa depan Indonesia,” kata dia.
Atas nama Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar menyampaikan duka yang mendalam atas wafatnya Prof Dr BJ Habibie, Presiden RI. “Semoga almarhum memperoleh tempat terbaik di sisi Allah SWT,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan