Jakarta, Aktual.com — Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyambangi Mabes Polri, Senin (4/4). Kedatangan mereka untuk bertemu Kapolri Jenderal Badrodin Haiti membahas kematian panglima sekaligus komandan rekruitmen kelompok teroris Neo Jamaah Islamiyah Siyono.
“Kami biasa menerima berbagai macam pengaduan, terakhir Siyono artinya kami menerima pengaduan itu sebagai peran kemanusiaan,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Mabes Polri, Senin (4/4).
Haedar mengatakan, dalam pertemuan itu pihaknya mempertanyakan standar operasional prosedur penanganan terorisme oleh Densus 88. Khususnya, menyangkut kematian Siyono yang tewas setelah diringkus anggota Densus 88.
“Kami sampaikan menangani terorisme harus berlapis-lapis dan memiliki aspek hukum, di mana harus ada pembinaan.”
Kendati begitu, Haedar mengaku pihak Muhammadiyah menghormati langkah kepolisian menangani aksi terorisme. Bahkan, dijelaskan dia jika Badrodin merespon baik aduan PP Muhammadiyah.
Saat ini, kata dia, Badrodin pun sedang menunggu hasil autopsi yang dilakukan tim Komnas HAM untuk menemukan kejanggalan-kejanggalan dari kematian Siyono.
“Respon Kapolri cukup bagus. Soal autopsi, Kapolri menghormati dan menunggu tim forensil dari Komnas HAM.”
Sebelumnya, Suratmi yang merupakan istri Siyono mendatangi PP Muhammadiyah di lan Cik Ditiro Yogyakarta, Senin (29/3) pagi. Suratmi meminta bantuan hukum atas ketidakadilan yang menimpa mendiang suaminya.
“Saya datang ke sini untuk mengadu dna meminta bantuan agar Muhammadiyah mau mendampingi proses hukum,” kata Suratmi beberapa waktu lalu.
Mendapat pengaduan itu, PP Muhammadiyah lantas menyatakan akan mendampingi Suratmi untuk menemukan keadilan tersebut. Bukan hanya itu, PP Muhammadiyah pun berjanji akan menampung pihak keluarga Suratmi.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu