Ia mencontohkan di masjid orang semestinya tahu bagaimana menjaga perasaan orang yang berbeda agama, yang di gereja juga gitu.
“Warga juga jangan terlalu sensitif juga, kadang masyarakat kurang proporsional juga, kalau ada hiburan kadang tanpa izin, gede-gede suaranya sering gak terganggu, tapi ada suara azan dikit kencang aja terganggu,” katanya.
Ia menegaskan perlunya dipupuk kedewasaan dan toleransi sehingga tidak semua hal masuk ke ranah hukum. Ketika ditanya apakah suara azan harus keras, Haedar mengatakan azan harus terdengar orang lain sehingga didengar tahu dipanggil untuk shalat.
“Kalau di dalam hati gak kedengaran jamaah, soal seberapa volume suara itu tentu kan punya kadar masing masing, bukan soal besar kecil suara azan, begitu juga nanti suara di gereja,” katanya.
Ia menyesalkan kadang ada rasa yang hilang antarwarga masyarakat. “Ini yang mesti kita bina, yang satu saking semangatnya azan kenceng sekali, yang satu terlalu sensitif juga, padahal ketika dengar lagu dangdut di samping dia enggak terganggu, ada sesuatu yang perlu didialogkan,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid