Jakarta, Aktual.com — Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan mengendus penyelundupan senjata api, untuk aksi terorisme di Indonesia biasa dilakukan lewat jalur tikus.
“Poinnya begini. Senjata itu masuk tidak sendiri, kenapa bisa masuk. Banyak jalan tikus, sehingga bea cukai tidak tahu,” ujar Kepala PPATK Muhammad Yusuf di kantor Kementerian bidang Politik Hukum dan Keamanan, Senin (1/2).
Berdasarkan catatat, lanjut Yusuf, aksi teror yang terjadi di Thamrin, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu itu disokong dari Timur Tengah dang beberapa yayasan. Dana tersebutlah digunakan oleh penerima untuk memberi senjata di Filipina, yang kemudian diselundupkan ke Indonesia melalui jalur yang tidak terditeksi oleh bea dan cukai.
“Sehingga perlu pemikiran, perlu diberi kewenangan Polri untuk menyidik kasus penyelundupan yang tidak ada bea cukainya. Karena kita banyak jalan tikus ini,” ujar dia.
Yusuf juga mengungkapkan bahwa dana yang dikucurkan dalam aksi teror di Thamrin itu mencapai ratusan juta rupiah. Dana itu dikucurkan melalui beberapa pengiriman.
Yusuf juga menjelaskan bahwa PPATK sudah mendeteksi adanya aliran dana yang berasal dari daerah berkonflik di Timur Tengah, namun belum mengetahui tujuan aliran dana tersebut.
Selain itu pihaknya juga mendapatkan informasi, penerima dana tersebut merupakan seseorang yang memiliki paham radikal. Namun demikian, pihaknya bersama sejumlah lembaga terkait penanggulangan teror sulit mengetahui lokasi dan waktu serangan teror.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu