Jakarta, Aktual.com — Direktur Eksekutif Renaissance Political Research and Studies (RePORT) Khikmawanto mengatakan Koalisi Merah Putih (KMP) akan benar-benar bubar jika PPP, PAN dan Partai Golkar diberi jatah kursi menteri pada reshuffle jilid II mendatang.

Ia menuturkan, berdasarkan hitungan matematika, dukungan mayoritas suara di parlemen terhadap pemerintah bertambah dengan masuknya PAN (49), Golkar (91) dan PPP (39). Dengan demikian, menjadikan suara partai pendukung pemerintah memperoleh 387 suara atau 70.36 persen.

Pemerintah menjadi kuat di parlemen. Namun, hal ini tidak menjadi otomatis DPR akan selalu mendukung kebijakan pemerintah.

“Lantas esensi sebuah partai mendukung pemerintah sendiri dimana? Tidak lain adalah kekuasaan, karena salah satu poin dari politik adalah distribusi kekuasaan. Bagaimana pemerintah membagi kekuasaan agar semua partai pendukung loyal terhadap pemerintah,” ujar Khikmawanto di Jakarta, Selasa (9/2).

“Jalan satu satunya adalah kader politik diajak masuk ke dalam kabinet, tanpa itu dukungan partai politik di parlemen akan setengah hati bisa- bisa menjadi duri dalam daging,” tambahnya.

Menurut dia, dengan kekuatan mayoritas suara, tidak kemudian semua kebijakan pemerintah dan masalah politik mendapat garansi dari DPR.

Melihat pemerintahan sebelumnya, mayoritas suara mendukung pemerintah, namun ada saja parpol yang menentang kebijakan pemerintah. Untuk itu, kata dia, wajib rasanya mengakomodir parpol pendukung dengan memasukan ke dalam kabinet pemerintahan.

Hal ini sekaligus sebagai penyemangat partai yang sudah lebih dahulu menempatkan kadernya untuk segera berbenah.

“Tentunya Pak Jokowi tidak akan mau seperti itu. Karena sejak awal kegaduhan politik harus bisa diminimalisir. Maka mau tidak mau distribusi kekuasaan terhadap partai yang sudah menyatakan mendukung pemerintah segera dilakukan,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, Jokowi juga harus mengevaluasi pembantu-pembantu yang selama ini minim fungsi dan prestasi. Presiden harus berani mengevaluasi menterinya, sekalipun menteri tersebut berasal dari keluarga partai.

“Kalau tidak ada prestasi untuk apa dipertahankan merasa tidak enak. Pak jokowi tidak perlu khawatir, banyak sahabat baru yang siap menyokong seandainya kader kader partai yang menjadi menteri menarik dukungan kepada pemerintah,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh: