Jakarta, Aktual.com – Politisi PPP Achmad Baidowi menyesalkan pihak kepolisan yang melakukan penangkapan kepada kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada Selasa, (8/11), dinihari. Kader HMI tersebut diduga menjadi pemicu kerusuhan pada aksi Bela Islam 411 di depan Istana Negara.
“Patut disesalkan karena itu menunjukkan arogansi aparat kepolisian yang sudah didesain menjadi sipil bukan lagi militer,” ujar Baidowi di Jakarta, Selasa (8/11).
Menurut Baidowi, sikap kepolisian sudah “over acting”, apalagi mengerahkan sejumlah petugas seolah-olah ingin menangkap gembong teroris ataupun pejabat kelas kakap.
“Apakah tidak bisa polisi memanggil mereka pada siang hari kenapa harus malam hari?. Apakah memang ingin mendapatkan kredit poin dari atasan sehingga polisi harus mendramatisasi aksi 411 yang sebagian berujung ricuh ?. Sebaiknya polisi tidak membuat kegaduhan baru,” tegas anggota Komisi II DPR ini.
Wasekjen partai Ka’bah ini pun mengatakan pihaknya melalui poksi III fraksi PPP akan membawa persoalan ini dalam rapat dengan kapolri.
Sebelumnya, Ketua Bidang Komunikasi Umat PB HMI, Pahmudin Kholik, Selasa (8/11) dini hari mengatakan, lima kader yang diamankan di antaranya adalah Sekretaris Jenderal PB HMI Ami Jaya dan anggota HMI Ismail Ibrahim.
Ia mengaku penangkapan pada Ami Jaya terjadi pada Senin (7/11) tengah malam. Ketika itu, aparat kepolisian mendatangi Sekretariat PB HMI di Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan.
Aparat kemudian menunjukkan surat perintah penangkapan Ami Jaya. Ketua Umum PB HMI Mulyadi beserta tim kuasa hukum sempat mendampingi pemeriksaan para kader HMI tersebut di Polda Metro Jaya. Sampai saat ini, lima kader HMI tersebut masih ditahan oleh pihak kepolisian.
Laporan: Nailin In Saroh
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby